MAKALAH TENTANG RESUME SEMIOTIK DAN DINAMIKA SOSIAL BUDAYA

MEMANDANG FENOMENA BUDAYA DENGAN KACA MATA SEMIOTIK

A. Semiotik Dan Kebudayaan
Semiotik adalah ilmu yang mengkaji tanda dalam kehidupan manusia. Artinya, semua yang hadir dalam kehidupan kita dilihat sebagai tanda, yakni sesuatu yang harus kita beri makna.De Saussure menggunakan istilah signifiant, untuk segi bentuk suatu tanda.dan signifie hntuk segi maknanya.Dengan demikian, de saussure dan para pengikutnya melihat tanda sebagai sesuatu yang menstukiur dan terstruktur didalam kognisi manusia. Dalam teori de saussure, signifian bukanlah bhnyi bahasa secara konkrit, tetapi merupakan citra tentang bunyi bahasa Dengan demikian, apa yang ada dalam kehidupan kita dilihat sebagai ” bentuk ” yang mempunyai ” makna ” tertentu. Masih dalam pengertian de saussure, hubunan antara bentuk dan makna tidak bersifat pribadi, tetapi sosial, akni didasari oleh ”kesepakatan ”sosial.
De Saussure lebih menekankan pada uraian tentang ” ilmu ” yang mengkaji bahasa secara mandiri, yang disebutnya ” linguistique ” , ia mengemukakan ahwa bahasa adalah sistem tanda – tanda .Disamping itu, dia pun mengemukakan bahwa dimungkinkan adanya suatu ilmu yang mengkaji kehidupan tanda- tanda dalam masyarakat. Ilmu semacam itu, ang merupakan bagian dari psikologi sosial, akan dinamai ”semiologie ”, yang akan memperlihatkan apa yang membentuk tanda dan kaidah apa yang berlaku baginya. Karna sifatnya yang mengaitkan dua segi, penanda dan petanda, teori tanda de saussure juga disebut bersifat dikotomis dan struktural.
Charles Sanders Peirce,Dalam teorinya , ”sesuatu ” yang pertama – yang ” konkrit ”- adalah suatu ”perwakilan ” yang disebut representamen, sedangkan ” sesuatu” yang ada didalam kognisi disebut object. Secara garis besar, pemaknaan suatu tanda terjadi dalam bentuk proses semiosis dari yang konkrit kedalam kognisi manusia yang hidup bermasyarakat.Karena sifatnya yang mengaitkan tiga segi, yakni representamen, objek, dan interpretan, dalam suatu proses semiosis, teori semiotik ini disebut bersifat trikotomis.
Danesi dan Perron yang mengembangkan semiotik Pierce, menamakan manusia sebagai homo culturalis, yakni sebaagai makhluk yang selalu ingin memahami makna dari apa yang diketemukannya, makna dalam sejarah merupakan hasil kumulasi dari waktu ke waktu. Dengan demikian, manusia juga mencari makna dengan melihat kesejarah.Disini kta dihadapkan pada makna yang munul secaraberurutan dan kumulatif dalam poros waktu.

B. Semiotik : Ilmu atau Bukan
Secara garis besar kita dapat membedakan semiotik strukturalis yang dikotomis dengan semiotik fragmatis yang trikotomis.Semiotik melihat kebudayaan sebagai sistem tanda yang oleh anggoata masyarakatnya diberi makna sesuai dengan konvensi yang berlaku. Kebanyakan pakar dibidan semiotik melihat semiotik hana sebagai perangkat teori untuk mengkaji tanda, yakni sebagai sistem yang hidup dalam suatu kebudayaan. Namun ada juga yang menganggap sebagai ilmu karena (1) sudah dapat menunjuan dirinya sebagai suatu disipilin yang mandiri,( 2) sudah memiliki perangkat metodologi yang diturunkan dari teorinya,(3) sudah dapat menghasilkan sejumlah hipotesis,( 4) sudah dapat digunakan untuk melakukan prediksi.

C. Metodologi, Metode, Dan Teknik Penelitian Dalam Semiotik
Metodologi adalah cara dalampenelitian untuk memperoleh ” pengertian ” dan ”pemahaman ” dari objek yang kita teliti serta bagaimana pengetahuan dan pemahaman iu memenuhi tujuan penelitian kita. Dalam hal pemilihan, kita dapat menggolongkan data penelitian kulitatif menjadi (1) data auditif, (2) teks,(3) data audiovisual.
Dasar- dasar semiotik struktural adalah sebagai berikut:
(1) Tanda adalah sesuatu yang terstruktur dalam kognisi manusia dalam kehidupan bermasyarakat
(2) Apabila manusia memandang suatu gejala budaya sebagai tanda, maka ia melihatnya sebagai sebuah struktur
(3) Manusia dalam kehidupannya melihat tanda melalui dua poros, yakni sintagmatik dan asosiatif.
(4) Teori adanya bersifat dikotomis
(5) Analisisnya didasari oleh sebagian atau seluruh kaidah – kaidah analisis strukur.
Suatu gejala bahasa dapat dilihat dari dua segi
(1) Segi Sinkroni, yakni melihat gejala itu pada tataran atau kurun waktu tertentu tanpa melihat proses perkembangannya.
(2) Segi Diakroni, yaitu suatu gejala bahasa dapat dipandang dari segi pross perkembangannya.
Derrida membangun teorinya dengan argumen yang bertolak belakang dngan pemikiran Husserl.Bagi Derrida bahasa bersifat memenuhi dirinya sendiri,dan bahkan terbebas dari manusia.Sedangkan Husserl melihat bahasa sebagai bersumber dari ”Suara” manusia yakni dari dalam diri manusia.
Dalam semiotik pragmais berdasarkan hubungan antara representamen dan objeknya ada tiga jenis tanda yaitu:
(1) Ikon adalah tanda yang hubungan antara representamen dan objeknya berdasarkan pada keserupan identitas.
(2) Indeks adalah tanda yang hubungan antara representamen dan objeknya berdasarkan hubungan sebab akibat.
(3) Lambang adalah tanda yang hubungan antara repesentamen dan objeknya didasari oleh konvensi sosial.
Objek kajian semiotik adalah tanda. Dalam mengamati tanda sebagai objek kajian, peneliti melihatnya berdasarkan tiga jenis dimensi, yaitu :
(1) Dimensi Temporal
(2) Dimensi notasional
(3) Dimensi struktural


BAB II
STRUKTURALISME,PRAGMATIK, SEMIOTIK DAN PERKEMBANGANYA

A. Strukturalisme
Strukturalisme sering kali tidak dapat menjelaskan beberapa gejala budaya secara tuntas sehingga diperlukan penjelasan menggunakan semiotik, yakni teori tentang tanda.
Semiotik adalah ilmu yang mempelajari tanda dalam kehidupan manusia.
Melalui buku Piaget, strukturalisme tidak hanya berkembang di Prancis, melainkan juga di luar Prancis khususna di Erofa. Yang menarik bahwa strukturalisme tidak hanya berkembang dibidang linguistik, tetapi telah menjalar kebidang sastra, sejarah, arsitktur, biologi, fisika, botani dan eknomi secara menejemen.

B. Struktur, Sistem, Sintagmatik, Paradigmatik
Struktur adalah sebuah bangunan abstrak yang terdiri atas sejumlah komponen yang berkaitan satu sama lain untuk membentuk struktur itu.Struktur biasanya dibicarakan bersamaan dengan sistem.Struktur tersusun dari sejumlah kmponen yang mempunyai relasi.Relasi itu merupakan suatu jaringan ang secara keseluruhan disebut sistem.Jadi, beda struktur dengan sistem adalah bahwa struktur itu ebuah bangunan, sedangkan sistem adalah jaringan relasi antar komponen.Relasi antar komponen suatu strutur dengan entitas diluar struktur yang bersangkutan disebut relasi asosiatif atau paradigmatik.

C. Perkembangan Strukturalisme
Perkebangan strukturalisme dapat diidentifikasikan sebagai kontuinitas dan evolusi.Greimas mengembangkan strukturalisme melalui teori semantik strukturl. Konsepnya adalah bahwa makna ditandai dengan adnya perbedaan.



D. Perkembangan Strukturalisme dalam Laitan dengan Kajian Budaya
Kebudayaan yang dimiliki manusia mencakup tiga aspek, yakni aspek kognitif, emotif dan hasilnya berupa perilaku atau benda (artepak)
Strukturalisme termasuk perangkat teori yang idealistik karena pada dasarnya pengertian struktur adalah abstrk. Dalam praktiknya memang hampir tadak ada teori yang murni idealistik dan murn materialisik. Strukturalisme melihat kebudayaan sebagai sesuatu yang tersruktur dan abstrak.Artinya , berbagai ” realitas ” sebenarnya dapat dilihat strukturnya.Struktur ini bersifat absrtak dan berada dalam kognisi manusia.

E. Pragmatik
Diantara dua kutub terdapat seperangkat teori yang berumpu pada tanda dan pemakaiannya.Pemikiran para struturalis atau penerusnya masih idealistik.dalam teori- teori pragmatik, kebudayaan tidak dilihat dari sisi perilaku tetapi juga dari sisi kognisi.

F. Semiotik
Semiotik meihat berbagaigejala dalam suatu kebuayaan sebagai tanda yang dimaknai oleh masyarakatnya. Secara garis besar dalam teori semiotik kita dapat membedakan teori tentang tanda yang bersifat dikotomis dan trikotomis.Dalam menerapkan teori semiotik untuk memahami kebudayaan kita dapat membagi menjadi dua jenis, yakni semiotik sinifikasi dan semiotik komunikasi.

BAB III
DERRIDA DAN STRUKTURALISME DE SAUSSURE
(Sebuah Tinjauan dari Kacamata Linguistik )

A. Ferdinand de seussure dan Srtukturalisme
Dalam kaitan ini ada empat konsep yang perlu kita pahami.
a. Teori sosial tentang bahasa dan tanda bahasa
b. Hubngan relasi antartanda
c. Teori tentang ’’ langue’’dan ’’ parole’’
d. Bahasa yang utama adalah yang lisan

B. Tujuh Kaidah Analisis Struktural
(1) Kaidah imanensi: analisis struktur bersifat tertutup dan berlaku dalam jejaring sistem dengan persfektif sinkronis sebagai dasar.
(2) Kaidah pertinensi: analisi struktur didasari oleh diferensiasi dalam jejaring sistem.
(3) Kaidah komutasi: analisis struktur dilakukan dengan metode oposisi pasangan biner untuk nengidentifikasi makna.
(4) Kaidah kompitibilitas:mengkaji hubungan kesesuaian antar unsur dalam sebuah kombinasi sintagmatik.
(5) Kaidah integrasi: mengkaji hubungan antar unsur bawahan yang harus terintegrasi dengan yang diatasnya.
(6) Kaidah diakronis: analisis strukturl membedakn pendekatan sinkronis dengan diakronis.
(7) Kaidah fungsi: mengkaji makna dan identitas

C. Era Srtukturalisme di Francis
Dekade enam puluhan merupakan masa perkembangannya strukturalisme saat para intelektual tidak lagi menggandrungi filsafat eksistensialisme. Pada masa itu para intelektual dan akademisi makin tidak puas dengan filsafat eksistensialisme karena tidak dapat menawarkan teori dan metodologi yang memuaskan untuk menjawab hal- hal yang berkaitan engan perkembangan kebudayaan.

D. Perkembangan Strukturalisme: ” kontuinitas”
Secara garis besar strukturalisme sebagai teori dasar dalam ilmu pengetahuan sosial budaya berkembang dengan dua cara, yakni kontinuitas dan evolusi.

E. Pekembangan Lanjut Strukturalisme: ”Evolusi Pascastruktural”
Perkembangan strukturalisme evolusi,berarti dalam pemikiran sebuah tokoh terdapat perubahan evolusioner dari kaidah- kaidah strukturalis, namn terlalu naif kalau kita tidak mengemukakan bahwa perkembangan lanjut pada masa pasca srukturalis sekedar sebagai evolusi yang tidak menhasikan perubahan yang lebih mendasar.
Dari apa yang dikemukakan diatas kita sebenarnyaa melihat bahwa perubahan yang terjadi bahkan menjauhi. Dibawah ini beberapa hal yang dapat kita lihat dalam perubahan:
(1) Memandang struktur dan sistem harus secara dinamis, tidak statis
(2) Hubungan signifian- signifie tidak selalu dapat dijadikan dasar untuk membangun makna
(3) Pemaknaan teks tidak sekedar hasil memahami secara tunggal, tetapi suatu proses.
(4) Kreativitas adalah bagian dari proses produksi teks yang mengikuti jalur intertekstual dan badaniah.
(5) Teks adalah bahasa lisan, bahasa tulis, gambar, bunyi, arsitektur, sistem makanan, sistem busana dan berbagai manifestasi dari kebudayaan.
(6) Dari sosial ke antisosial




BAB IV
BAHASA DAN SASTR DALAM TINJAUAN SEMIOTIK DAN HERMEUNEUTIK

Heurmeuneutik sudah lama digunakan untk mengkaji makna teks yakni i Eropa setidanya sejak abad pertengahan. Titik perhatian linguistik adalah bahasa, sedangkan semiotik memusatkan perhatiannya pada tanda mencangkupi aspek verbal dan non verbal.
1. Semiotik teks dan hermeneutik
Hal pertama yang menonjol dalam semiotik teks adalah dalam berbagai devinisi tentang pengertian teks itu sendiri. Maka sesuai dengan judul dan tujuan tulisan ini teks didevinisikan sebagai suatu satuan kebahasaan. Teks adalah suatu satuan kebahasaan yang mempunyai wujud dan isi atau segi eksperi dan segi isi.
Hermeneutik bertujuan untuk memahami melalui metode abdukkasi bukan hanya menafsirakan.
2. Semiotik,hermeneutik, dan kebudayaan
Pendekatan semiotik mengaitkan tanda dengan kebudayaan, tetapi memberikan tempat yang sentral kepada tanda. Pendekatan hermeneutik menempatkan penafsiran pada posisi sentral. Pendekatan hermeneutik telah memperlihatkan bahwa kaitan makna teks dengan kebudayaan sangat erat dan ini diperlihatkan secara terperinci dan eksplitis.

BAGIAN II
KAJIAN BUDAYA DALAM DINAMIKA MASYARAKAT

BAB 5
DEKONSTRUKSI, GLOBALISASI DAN KREATIVITAS

1. Globalisasi dan masyarakat kita
Globalisasi merupakan akibat perkembangan dalam ekonomi dunia. Dalam hal itu, batas- batas negara secara ekonomi makin pudar dan mungkin hilang sama sekali. Globalisasi adalah suatu proses, bukan suatu pengertian yang statis. Globalisasi juga bukan suatu yang otomatis terjadi. Ia lahir dari prilaku manusiadan gagasan yang lahir dari berbagai interaksi antar manusia, masyarakat, dan negara. Yang pada abad ke-20 yang lalu dimulai dari bidang ekonomi.
Namun sebenarnya globalisasi bukanlah sekedar soal ekonomi. Globalisasi adalah gejala budaya, yakni terbentuknya dan tersebarnya”kebudayaan dunia” diberbagai negara.

2. Mendekontruksi pengertian globalisasi
Setelah mendekontruksi istilah globalisasi, kita perlu mengemukakan pengertian lain, yaitu bahwa globalisasi adalah suatu proses yang terjadi dari arah utara ke selatan melalui berbagai media. Dalam hal ini, kita perlu memaknai ulang sejumlah konsep yang masuk bersama kebudayaan global in. Hanya saja , perlu dicatat bahwa proses konfltual sehingga dilihat sebagai suatu proses dialektika.Disini peran modernitas sangat besar. Namun inhern dengan modernitas adalah kreativitas yang tampaknya telah membawa masyarakat mempunyai kebudayaan yang canggih.

3. Modernitas dan Kreativitas
Modernitas merupakan sesuatu yang endogen. Oleh karena itu, masyarakat mempunyai sifat yang dinamis.Modernitas dan kreativitas sering kali dihadapkan dengan adat istiadat dan tradisi asal kita.Dalam kaitan ini kita harus berani mendekonstruksi konsep- konsep yang masuk bersama dengan globalisasiyang sudah mentradisi dinegara kita agar kita dapat berreaksi terhadap globalisasi secara lebih sesuai dengan keadaan kita sendiri.

4. Dekonstuksi dan wacana baru
Makin menjadi jelas bahw aglobalisasi adalah suatu gejala yang berkembang menjadi budayakarena kita diberikan pengertian mengenai adanya sesuatu kebudayaan global yang harus kita terima. Dengan melakukan dekonstruksi atas makna istilah globalisasi sebenarnya kita menggunakan individual dan kreativitas untuk menemukan wacan baru. Jadi, upaya mendekonstruksi guna mencari makna baru yang berbeda dengan yang sudah mapan merupakan sikap modern. Jika kita mengikuti sja mekna tentang globalisasi seperti yang dikemukakan selam ini justru kita bersifat konserpatif.


BAB VI
TRNSFORMASI BUDAYA DIPERDESAAN

Transpormasi budaya adalah proses perubahan budaya. Transportasi budya dewasa ini dipecepat dengan adanya proses globalisasi. Kebudayaan internasional itu sangat didominasi oleh kebdayaan negara – negara maju yang menguasai iptek khususnya negara industri.
Yang pertama dikenai pengaruh kebudayaan global adalah kebudayaan nasional. Namun, dalam situasi dewasa ini kebuyaan lokal pun dapat secra langsung memperoleh dampak dari kebudayaan global hal itu karena undang – undang otonomi memungkinkandaerah mengembangkan kehidupan ekonomi, soisal, dan budaya sesuai dengan keinginan pemerintah daerah dan rakyatnya berdasarkan peraturan dan adat yang berlaku.
1. Televisi, pariwisata, industri dan perdagangan
Televisi masuk kedesa dan membawa langsung kebudayaan intrnasional kerumah penduduk desa. Pariwisata merupakan salah stu anggaran devisa. Industrialisasi dan iptek hadir dalam penanaman modal.banyak aspek kebudayaan asing, seperti teknologi, tenaga kerja asing, sistem manjemen dan benda – banda asing secar khusus perlu pula dikemukakan dampak perkrmbangan perdagangan dalmmasyarakat khususnya dikalangan kelas menengah.gejala itu telah pula merebak ke kota kecil bersamaan dengan televisi industri. Dengan demikian, maka desa sedang mengalami proses tranpornasi budaya yang kecepatannya tergantung dari intensitas masuknya kebudayaan internasional kedalam desa itu.
2. Dasar untuk perubahan dari dalam
Apabila transpormnasi terjadi keinginan dari dalam perubahan demi perubahan itu sendiri biasanya jarang terjadi dalam suatu masyarakat. Barnett menemukakan bahwa kwinginan dapat disebabkan oleh tiga alasan :
a. Pertimbangan kreatif
b. Pertimbangan melepaskan diri
c. Pertimbangan bahwa kwdaan yang berlaku tidak memberikan sesuatu yang bernilai

3. Transformasi budaya
Transformas budaya akibat proses globalisasi ternyata tidak dapat kita hindari termasuk dipedesaan. Transformasi budaya dan komunikasi budaya terjadi dengan hasil yang tidak menguntungkan bagi masyarakat atau tidak dirasakan sebagai sesuatu yang diinginkan. Dengan demikian proses transformasi budaya dapat diharapkan memberi keuntungan kepada penduduknya

4. Transformasi budaya dan modernitas
Transformasi budaya adalah perubahan yang didasari oleh keinginan – keinginan suatu masyarakat. Modernitas dapat didevinisikan sebagai kecenderungan seseorang atau kelompok masyarakat untuk menurunkannilai kebiasaan dan adat secara tradisional. Gejala – gejala modernitas yang sudah berkembang dapat dilukiskan sebagai berikut:
a. Modernitas menghasilkan bentuk organisasi yang paling umum
b. Modernitas mengakibatkan meningkatnya peran pranata
c. Terpisahnya waktu dan ruang
d. Perkembangan modernitas pada diri seseorang
e. Modernitas menonjolkan sistem abstrak

5. Pemerintah daerah dan perubahan
Dengan mesuknya kebudayaan internasional baik melalui televisi industrialisasi pariwisata, internet maupun perdagangan kepala desa menghadapi masalah dampak globalisasi dan transformasi sosial budaya. Masuknya konsep – konsep pembangunan ekonomi, teknologi sosial dan politik membawa desa pada perubahan.

BAB VII
ETIKA DAN EKONOMI DALAM KEHIDUPAN MODERN
(Sebuah Tinjauan dari segi kebudayaan)

Ekonomi merupakan salah satu dari tujuah kebudayaan yaitu oeganisasi sosial, sistem pengetahuan, teknologi, sistem mata pencaharian, religi, bahasa dan kesenian. Ekonmi adalah wujud modern dari sistem pencaharian.

A. Ekonomi dan moral
Moral adalah ajaran yang mengacu kepada nilai-nilai yakni tentang baik buruk, khususnya dalam perilaku dengan orang lain. Moral merupakan prinsip-prinsip supra individual yang dihormati masyarakat suatu kebudayaan.
Modal bisa terbentuk dari perubahan budaya yang berkembang di masyarakat khusunya kebudayaan yang dominan. Di dalam seluruh kebijakan pemerintah pertimbangan ekonomi merupakan variael independen, sedangkan faktor budaya merupakan variabel dependen.

B. Etika dan Budaya Ekonomi Modern
Di dalam diri manusia ideal ada etika. Justru etika mestinya melandaaso kehidupan ekonomi, karena ekonomi menyangkut dunia nyata, yakni masyarakat yang warganya berinteraksi sebagai insan ekonomi, insan eika dan insan religius dalam suatu kerangka budaya.
Dalam ilmi filsafat etika adalah kajian tentang hakikat moral. Etika sering dianggap berbeda dengan ilmu pengetahuan yang lebih mementingkan upaya untuk menggambarkan realitas daripada menentukan soal baik buruk.
Etika bersifat tetap karena mengarahkan moral. Prinsip-prinsip moral dalam ekonomi sudah banyak dibicarakan oleh pakar ilmu sosial, ilmu budaya, dan para budayawan.
Perilaku dalam budaya ekonomi harus beralandasarkan prinsip etika bawha kesejahteraan manusia harus menjadi tujuan

C. Etika dan kesejahteraan manusia
Etika, seperti yang telah dikemukakan di atas adalah apa yang mesti dilakukan atau tidak dilakukan demi kebaikan manusia. Setelah kita mengemukakan bahwa seharusnya fokus perilaku dalam budaya keonomi adalah kesejahteraan manusia dan masyarakat, maka etika dalam budaya ekonomi seharusnya didasari oleh prinsip-prinsip kesejahteraan manusia.
Tujuan ekonomi adalah tujuan masyarakat lahir dan batin. Salah satu kritik terhadap ilmuekonomi adalah karena telah melahirkan kapitalisme karena modal itu penting dalam kegiatan ekonomi.

D. Etika Bisnis
Yang disebut etika dalam bisnis sebenarnya adalah moral yang menyangkut penilaian baik dan buruk dalam berbisnis. Dasar bahwa bisnis wajib mengikuti etika dalam mengamati perilaku perusahaan. Etika bisnis dipegang karena diperlukaannya kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan melalui public image yang baik. Public image yang baik adalah untuk menjaga kepercayaan publik. Yang ideal adalah bahwa etika dipegang karena kejujuran dalam hati nurani pemilik dan penyelenggara perusahaan.

BAB VIII
TUBUH DAN BUSANA DITINJAU DARI KACAMATA SEMIOTIK

A. Busana Sebagai Kelanjutan Konsep Telanjang
Busana mempunyai dua fungsi dasar, yang pertama fungsi biologis yakni sebagai pelindung tubuh. Yang kedua fungsi sosial yakni busana sebagai bagian dari tata cara berinteraksi atau bergaul dalam lingkungan sosial. Semiotik mengkaji busana pada fungsi yang kedua, yakni fungsi sosial. Setiap busana yang dikenakan sebagai tanda.
Dalam semiotik struktural busana adalah “penanda” yang mempunyai “petanda” yakni makna tertentu.
Dengan demikian semiotik juga melihat tubuh dan ketelanjangan sebagai penanda yang memiliki petanda tertentu.
Jadi, apabila busana merupakan hal yang diteliti (gejala budaya), maka kita akan mengkajinya dengan melihatnya dari tiga dimensi.
1. Dimensi body, adalah busana sebagai hal yang konkrit dan dipahami bentuk dan fungsinya.
2. Dimensi Mind, adalah bagaimana busana tersebut dipahami maknanya oleh yang memakai atau yang melihat.
3. Dimensi cultur, adalah pemahaman seseorang dan menjadi pemahaman secara sosial masyarakat yang lain.

Komentar