Usaha Tambak Ikan


Selain jamur tiram dan tahu, ada lagi potensi di Desa Cimanggu ini yang lebih besar peluang usahanya. Sekarang kita beralih ke tambak ikan. Tambak ikan ini merupakan milik seseorang yang menyewakan rumahnya untuk kami para mahasiswa KKNM. Letak tambak ikan ini berada di daerah Cileat. Kami pun langsung menuju lokasi untuk mencari informasi lebih jelas dan terperinci dari narasumber.

Sampai di lokasi, kami bertemu dengan para penambak. Dari informasi yang di dapat dari obrolan singkat kami, ada beberapa jenis ikan yang dibudidayakan antara lain ikan mas, ikan nila, dan ikan bawal. Pakan ikan yang diberikan berupa pelet. Pemberian makan dilakukan 3 kali dalam sehari. Sekali pemberian makan bisa menghabiskan 5 kwintal. Total yang dihabiskan untuk makan ikan adalah 15 kwintal pelet dan itu mengeluarkan biaya kurang lebih 100 juta/bulan. Namun ada kendala dari pemberian pakan tersebut yaitu setiap diberi makan ada saja beberapa ikan yang mati. Apalagi ditambah bila saat hujan turun tambak tersebut tidak ditutup, maka ikan yang mati bisa bertambah. Walau jumlah ikan yang mati terbilang sedikit, namun bisa mempengaruhi keuntungannya.

Dalam sekali panen bisa mencapai 4 ton dan dalam setahun bisa 2 sampai 3 kali panen, jadi dalam setahun bisa menghasilkan kurang lebih 12 ton ikan. Mengenai pemasarannya, sudah mencapai Tasikmalaya, Jakarta, Sumedang, dan Bekasi. Selain itu, biasanya dipasarkan ke pemancingan, restoran atau rumah makan, dan supermarket. Harga masing-masing jenis ikan yaitu ikan mas harganya Rp 22.000/kg, ikan nila Rp 16.000/kg, dan ikan bawal Rp 16.000/kg. Semua ikan memang dijual dalam partai besar dan dalam besaran kwintal atau ton.

Komentar