CONTOH KHUTBAH IDUL FITRI - CONTOH KHUTBAH/PIDATO IDUL FITRI

IDUL FITRI 1 SYAWAL 14 . . HIJRIYAH
الله اكبر X7 الله اكبر كلّما هلّ هلال وابدر. الله اكبر كلّما صام صائم وأفطر. وكلّما أطعام القانع المعتر. الله اكبر الله اكـــــبر الله اكـــــبر . لا اله الا الله والله اكـــــبر الله اكـــــبر
و لله الحمد. الحمد لله الّذى سهّل للعباد طر يق العبادة ويسّر .ووفّاهم اجور أعمالهم من خز ائن جوده الّتى لا تحصر. وجعل لهم يوم عيد يعود عليهم فى كلّ سنة ويتكرّ ر. أحمده سبحانه وهو المستحقّ لأن يُحمد ويُشكر. واشكره على نعم لا تعدّ ولا تحصر. واشهد أن لا اله إ لاّ الله وحده لا شر يك له الملك العظيم ا لأكبر. واشهد أنّ ســيّدنا مـحــمّدا عبده ورسوله الشـّافع فى المخشـر. اللّهـمّ صلّ وسـلّم
على سيّدنا محمّد وعلى اله واصحابه الّذين اذهب عنهم الرّجس وطهّر . (امّا بعد) فيا ا يّهاالنّاس إتّقوا الله ولا تغرّ نّكم ومدد ا لأ عمار.
HADIRIN KAUM MUSLIMIN DAN MUSLIMAT SIDANG IDUL FITRI 1 SYAWAL 14 . . H YANG BERBAHAGIA
Puji dan syukur yang sedalam-dalamnya, dengan penuh perasaan gembira, kita sanjungkan kehadirat Allah swt. Tuhan yang telah memanjangkan usia kita, sehingga di pagi yang ceria ini kita dapat berkumpul bershaf-shaf memenuhi tempat yang berkah ini.
Fajar tanggal 1 Syawal telah menyingsing di ufuk timur, pada saat ini kita berada pada hari yang agung, pada hari ini pula Allah Azza Wa Jalla memperlihatkan kemulyaan dan keagungannya, dimana seluruh umat TAUHID di segenap penjuru dunia, bersedia untuk bangkit secara serentak menggemakan dan mengumandangkan takbir, tahlil dan tahmid :
الله اكبر X 3 لا اله إ لاّ الله و الله أكبر. الله اكبر و لله الحمد
Pengumandangan tersebut merupakan realisasi rasa syukur, sebagai ungkapan kesadaran, kalimat keyakinan, serta merupakan panji-panji kemenangan dan kejayaan umat Islam.
HADIRIN HADIRAT RAHIMAKUMULLAH …….
Dalam suasana hati yang penuh kegembiraan ini, dengan segala kemewahan yang terasa di paksakan, dengan segala keberlebihan yang sukar dibayangkan, dalam pesta semesta yang gegap gempita, oleh gemuruh takbir kemenangan yang hingar bingar, meliputi seluruh angkasa raya, menggelora ke dalam jiwa, hingga mendirikan bulu-bulu roma. Marilah sejenak kita melakukan perenungan pada hakikat makna ibadah yang telah kita lalui bersama, pada nuansa hati yang tak terkendali ini ……..
v Benarkah, selama sebulan lamanya kita telah menjalankan ibadah puasa, dengan penuh keta?atan dan kepatuhan, hanya mengharap ridla ? Nya, sebagai bukti meningkatnya kualitas ketaqwaan kita kepada Allah swt. … .. ? Sebagaimana maksud dicanangkannya puasa itu sendiri;
يآايّها الّذين أمنوا كتب عليكم الصّيام كما كتب على الّذين من قبلكم لعلّكم تتّقون
Artinya : ?Wahai orang-orang yang beriman, telah diwajibkan atas kalian semua berpuasa, sebagaimana ia diwajibkan kepada orang-orang sebelum kalian, mudah-mudahan kalian semua bertaqwa.?
(Qs. Al Baqarah : 183)
 Betulkah, kitav semua telah lulus dalam menghadapi ujian berpuasa sebulan penuh lamanya, membendung dan menyingkirkan segala godaan dan nafsu angkara murka …….?
 Berhasilkah kita membersihkan iman, dari bintik-bintik kemaksiatan,v kemunafikan, dan kemungkaran …….?
Hari ini Ramadhan telah berlalu ………., bulan suci, bulan yang penuh rahmat dan maghfiroh, relakah kita melepaskannya seadanya ……..? Bagaimanapun, seiring dengan menggelindingnya jarum jam, terpaksa kita harus rela melepaskannya.
Hari ini hari bersuka ria. Namun ……. adakah suka ria kita sedang mensyukuri kemenangan atas setan dan kemaruk hawa nafsu ……..? Ataukah karena kita kini terbebas kembali seperti semula? Tak ada lagi yang kita sungkani. Atau bahkan terstimulir oleh kemenangan yang ada pada pihak setan dan nafsu atas diri kami …….. ! Na?udzubilla Billahi Min Dzalik.
YAA ………. RABBY …….. ! Rasanya puasa kami hampa, jiwa ini miskin tak berarti apa, bahkan diri ini bergelimang noda dan dosa. Maka hanya rahmat dan maghfirahmu Yaa ……. Allah yang kami minta, kami ibarat setetes embun dalam lautan keagunganmu ……..
ALLAHU AKBAR 3X WALILLAHI AL ? HAMD
HADIRIN SIDANG ?IDUL FITRI YANG DIMULYAKAN ALLAH …….
Kaum muslimin memang berhak bergembira pada hari ketika berbuka dan lebaran tiba, namun kegembiraan kita diperintahkan untuk masuk ke dalam agama Islam secara kafaah sebagaimana firman Allah :
يآايّهاالّذين آمنوا اذ خلوا فى السّلم كآ فّة. و لا تتّبعوا خطوات الشّيطان إ نّه لكم عدوّ مبين (البقرة : 208)
Artinya : ?Wahai orang-orang yang beriman masuklah kalian semua ke dalam Islam secara totalitas.? ( Qs. Al-Baqarah : 208 )
Lalu pertanyaannya adalah; Gembira yang islami itu yang bagaimana ? Gembira yang islami yaa gembira yang wajar-wajar saja, gembira yang penuh rasa syukur, gembira yang tidak sampai menafikan atau bahkan melecehkan adanya keperihatinan di fihak lain.
Kegembiraan kaum muslimin atas datangnya lebaran tentunya menjadi hak milik bagi ia yang telah dapat merampungkan kewajiban ibadah puasa Ramadhannya dengan penuh keikhlasan dan njungkung ibadah semata-mata karena mengharap ridlo ? Nya, disamping kita telah berhasil pula nyelengi pahala, dan dosa-dosa kita yang telah lewat diampuni oleh Allah Azza Wa Jalla, sebagaimana di jamin sendiri oleh Rasulullah saw. sendiri lewat sebuah haditsnya :
من صام رمضان ايمانا واحتسابا غفر له ما تقدّم من ذنبه
Artinya : ?Barang siapa telah melaksanakan puasa Ramadhan karena iman dan mengharap pahala Allah, maka diampunilah dosa-dosanya yang telah lewat.
HADIRIN HADIROT SIDANG IDUL FITRI YANG BERBAHAGIA. . . .
Apapun dan bagaimanapun bentuk puasa yang telah kita lakukan, berapapun nilai yang telah Allah Ta?ala berikan atas puasa kita dengan segala kesempurnaan rahmat dan anugerahnya, untuk lebih menjamin keyakinan keberhasilan perjuangan kita di bulan puasa itu, Allah masih memberi kesempatan kepada kita ? yang memang memiliki watak tidak sempurna ini ? untuk nambeli kekurangan-kekurangan yang mungkin terjadi dalam pelaksanaan puasa kita, barang kali sesekali, sementara mulut kita berpuasa tidak makan dan tidak minum tetapi kita khilaf tidak memuasakannya dari memakan daging saudara-saudara kita dengan ngrasani, mengumpat atau mengeluarkan kata-kata yang tak pantas misalnya dan seterusnya dan lain sebagainya.
Kita diberi kesempatan mengeluarkan sebagian dari bahan makanan kita untuk saudara-saudara kita yng berhak menerimanya lewat zakat fitrah. Di samping makna solidaritas yang terkandung di dalam zakat fitrah itu, seperti hadits yang diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud, zakat fitrah itu berfungsi untuk membersihkan orang yang berpuasa dari keterlanjurannya beromong kosong dan berkata buruk saat berpuasa, bahkan menurut hadits riwayat Abu Hafsih Bin Shaahin, puasa Ramadhan bergantung antara langit-langit dan bumi dan hanya zakat fitrahlah yang dapat menaikkannya ke atas. Kewajiban membayar zakat fitrah ini ? menurut Imam Al Syafi?i RA ? di fardlukan kepada setiap muslim yang merdeka atau hamba Muba?ad yang memiliki kelebihan bahan makanan di malam dan hari lebarannya, juga pakaian dan tempat tinggal yang layak bagi semua keluarga yang menjadi tanggung jawab nafaqahnya. Adapun tentang waktu wajibnya adalah sejak tenggelamnya mata hari di hari terakhir bulan suci Ramadhan, dan boleh saja membayarkan zakat fitrah sejak telah masuknya bulan suci Ramadlan dengan niat Ta?jil. Sedangkan membayarkan zakat fitrah setelah dilaksanakannya sholat idul fitri hingga tenggelamnya mata hari juga masih diperkenankan atau masih diterima, tetapi dengan niat mengkodlo?i-nya.
Mudah-mudahan zakat fitrah kita, dapat menyempurnakan ibadah puasa kita, sehingga Allah mengampuni kita, merahmati kita, dan membebaskan kita dari api neraka. Dan moga-moga pula, Allah masih menganugerahkan kekuatan kepada kita untuk dapat melengkapi ganjaran ibadah puasa itu dengan kesediaan kita nantinya, untukpuasa Ramadlan kita yang telah berlalu dengan mengiringinya berpuasa selama enam hari di bulan Syawal ini. Mudah-mudahan ..
ALLAHU AKBAR 3X WALILLAHIL HAMD
HADIRIN HADIRAT KAUM MUSLIMIN DAN MUSLIMAT RAHIMAKUMULLAH …….
Selanjutnya segala aktifitas apa saja yang paling utama dilakukan sekembali kita dari shalat idul fitri ini ……. ?
Setelah berpuasa dan njungkung ngibadah selama sebulan penuh di bulan Ramadhan dengan niat ikhlas hanya memburu ridla Allah Ta?ala, dan kita telah menambelinya dengan mengeluarkan zakat fitrah, dosa-dosa kitapun diampuni.
Namun seperti kita ketahui, dosa yang diampuni itu, hanyalah dosa yang berhubungan langsung dengan Allah. Sementara masih ada dosa lain yang berkaitan dengan sesama kita, antar kita, dimana ampunan Allah bergantung pada pema?afan masing-masing kita yang bersangkutan. Oleh karenanya untuk menyempurnakan ketidak berdosaan kita, setelah shalat idul fitri ditradisikanlah halal bihalal, ?sini menghalalkan dan memaafkan situ, situ menghalalkan dan memaafkan sini?.
Dengan demikian pada lebaran kali ini, diharapkan semua macam dosa apapun lebur dan kita kembali sebagaimana fitrah kita, mulus tanpa dosa bagaikan seorang bayi.
Tidakkah kita tak ingin menjadi pailit kelak di hari kemudian ……? Seperti digambarkan oleh Rasulullah saw. dalam hadits shohihnya :
أتذرون من المفلس؟ قالوا المفلس فينا من لا درهم له ولا متاع. فقال عليه الصّلاة والسّلام إنّ المفلس من امّتى من يأتى يوم القيامة بصلاة وصيام وزكاة ويأتى من قدشتم هذا وقذف هذا وأكل مال هذا وسفك دام هذا وضرب هذا. فيعطى هذا من حسناته وهذا من حسناته. فأنّ فنيت حسناته قبل أن يقضى ماعليه . أخذ من خطا ياهم. فطرحت عليه ثمّ طرح فى النّار (رواه مسلم عن ابى هريرة)
Artinya : ?Tahukah kalian semua, siapakah orang yang bangkrut itu ? Tanya Rasulullah kepada para sahabatnya ? merekapun menjawab : orang yang bangkrut menurut kita adalah mereka yang tidak memiliki uang dan harta benda yang tersisa.? Kemudian Rasulullah menyampaikan sabdanya : ?Orang yang benar-benar pailit ? diantara umatku ? ialah orang yang di hari kiamat dengan membawa (seabrek) pahala shalat, puasa dan zakat; tapi (sementara itu) datanglah orang-orang yang menuntutnya, karena ketika (di dunia) ia mencaci ini, menuduh itu, memakan harta si ini, melukai si itu, dan memukul si ini. Maka di berikanlah pahala-pahala kebaikannya kepada si ini dan si itu. Jika ternyata pahala-pahala kebaikannya habis sebelum dipenuhi apa yang menjadi tanggungannya, maka diambillah dosa-dosa mereka (yang pernah di dzaliminya) dan ditimpakan kepadanya. Kemudian dicampakkanlah ia ke api neraka.? Naudzubillah …… ! (HR. Muslim dari Abu Hurairah)
Ternyata mulut, tangan, kaki, perut dan anggota tubuh kita yang biasa kita gunakan untuk beribadah, bersujud, berdzikir, berpuasa, memberikan zakat, dapat membuat kita pailit kelak. Tidak hanya menghabiskan modal pahala yang kita tumpuk sepanjang umur kita tapi bahkan dapat menarik kepada kita kerugian orang lain. Ini semua tentunya gara-gara kita terlalu meremehkan dosa dan kesalahan terhadap sesama. Oleh karenanya, apabila kita memuliakan Tuhan, maka termasuk yang dimuliakan Tuhan ialah manusia.
Sedangkan makanan dan kue-kue lebaran kiranya hanyalah sekedar ?Ubo Rampe?, karena ada kunjung mengunjungi, patutnya hidangan di sediakan sebagai penghormatan kepada tamu yan hendak berkunjung. Pahalanya terletak pada penghormatan tamu itu, atau pada niat sedekah yang mengiringinya. Demikian pula, agaknya soal pakaian, memperindah rumah dan atau mempercantik ruang tamu.
ALLAAHU AKBAR 3X WALILLAHIL HAMD
Akhirnya, marilah kita mengikrarkan permohonan maaf kita kepada diri kita sendiri, sebelum kemudian sungkem dan meminta maaf kepada orang-orang tua kita, para Masyayikh dan guru-guru kita, juga antar sesama………
Selamat idul fitri, wahai mata
Maafkanlah aku, selama ini kau hanya
Kugunakan melihat kilau comberan.
Selamat idul fitri, wahai telinga
Maafkanlah aku, selama ini kau hanya
Kusumpali rongsokan-rongsokan kata
Selamat idul fitri, wahai mulut
Maafkanlah aku, selama ini
Kau hanya kujejali dan kubuat memuntahkan onggokan-onggokan kotoran
Selamat idul fitri, wahai tangan
Maafkanlah aku, selama ini kau hanya kugunakan
Mencakar-cakar kawan dan berebut remayh-remah murahan
Selamat idul fitri, wahai kaki
Maafkanlah aku, selama ini kau hanya kuajak menendang kanan kiri
Dan berjalan di lorong-lorong kegelapan
Selamat idul fitri, wahai akal budi
Maafkanlah aku, selama ini kubiarkan kau terpenjara sendiri ………
Selamat idul fitri, wahai diri
Marilah menjadi manusia kembali ……….!

والله سبحانه وتعالى يقول وبقوله يهتدى المهتدون. فإذا قر ئ القر آن فاستمعوا له وأنصتوا لعلّكم ترحمون. اعوذ بالله من الشّيطان الرّجيم. وشارعوا ال ى مغفرة من ربّكم وجنّة عرضها السّموات
و ا لأ رض. أعدّت للمتّقين. والّذين ينفقون فى السّرّ آء والضّر آء. والكاظمين الغيظ والعافين عن النّاس. والله يحبّ المحسنين. بارك الله لي ولكم فى القر آن العظيم. ونفعنى وإيّاكم بما فيه من ا لا يات والذّ كر الحكيم وتقبّل مني ومنكم تلا وته ان هو الغفور الرحيم .






KONSOLIDASI UMAT
MENUJU YANG HAKIKI

Allahu Akbar 3x Walillahilhamd!

Kaum Muslimin rahimakumullah,
Hari ini umat Islam sedunia mengumandangkan takbir, tahmid, tasbih, dan tahlil. Tentu apa yang diucapkan kaum Muslim ini bukan kata-kata tanpa makna dan tujuan. Jelas ketika Rasulullah mencontohkan kepada kita mengucapkan kalimat-kalimat tersebut di hari kemenangan ini menunjukkan betapa berartinya kalimat-kalimat itu bagi kaum Muslim.
Ucapan takbirAllahu Akbar menunjukkan pengakuan kita tentang kebesaran Allah SWT. Ketika kita mengatakan Allahu Akbar (Allah Maha Besar), berarti kita telah mengecilkan perkara-perkara lain di dunia ini. Kita hanya mengagungkan Allah SWT. Harta, Kekuasaan, dan jabatan, menjadi kecil dimata kita saat kita mengucapkan Allahu Akbar. Tentu bukan berarti kita menolak harta, kekuasaan, atau jabatan tersebut. Maksudnya, kita tidak menjadikan perkara tersebut menjadi tujuan hidup. Justru kita harus mengoptimalkan harta, kekuasaan, jabatan kita untuk mencapai tujuan hidup kita, yakni beribadah, mengagungkan asma Allah, untuk mencari ridho Allah SWT.
Ucapan Tahmid…Alhamdulillah…Segala Puji bagi Allah SWT menunjukkan rasa syukur kita kepada Allah SWT atas segala nikmat yang telah Allah SWT berikan kepada kita. Bagaimana tidak, Allah SWT telah menjadikan kita sebagai manusia dengan sebaik-baik bentuk (fi ahsani taqwiim). Tubuh kita diciptakan demikian sempurnanya. Allah SWT memberikan kita akal pikiran yang membuat kita berbeda dengan makhluk Allah SWT yang lain. Tidak hanya itu Allah SWT menciptakan alam semesta ini untuk diolah dan dimanfaatkan manusia, tanpa Allah SWT meminta bayaran dari kita. Semua diberikan Allah SWT kepada manusia secara gratis. Bayangkan kalau kita harus membayar air, api, hutan, minyak, udara kepada Allah SWT. Tidak hanya itu Allah SWT memberikan petunjuk kebenaran pada kita yakni Al Qur’an yang dibawa oleh Rasulullah saw. Dengan Al Qur’an kita tahu mana yang halal dan mana yang haram, mana yang haq dan mana yang batil, mana yang diridhoi Allah SWT dan mana yang tidak. Bayangkan kalau kita hidup di dunia ini tanpa pedoman yang benar. Pastilah manusia akan terjerumus kepada kehancuran dan kenistaan
Ucapan Tasbih …. Subhanallah …. Maha Suci Allah SWT. Menunjukkan pengakuan kita akan keagungan Allah SWT. Yang telah menciptakan alam semesta ini dengan sempurna. Allah SWT telah mengatur perjalanan matahari dari timur ke barat secara sempurna , mengatur siang dan malam dengan sempurna, menciptakan langit dan bumi dengan agung. Perhatikanlah tubuh kita. Bukankah semuanya mencerminkan keagungan dan kesempurnaan Allah SWT ? Maha suci Dia dari segala kekurangan!
Ucapan tahlil.. la ilaha illa Allah… tiada Ilah selain Allah SWT. Merupakan syahadah (pangakuan) akan Allah SWT sebagai satu-satunya Dzat yang harus kita sembah. Satu-satunya yang harus kita takuti. Kalimat ini juga merupakan penolakan kita terhadap tuhan-tuhan selain Allah SWT. Kalimat ini juga merupakan penolakan kita terhadap produk-produk hukum selain hukum Allah SWT. Hanya hukum Allah-lah yang harus kita jadikan pedoman untuk mengatur kehidupan kita bukan yang lain.
Allahu Akbar 3x Walillahilhamd!
Kaum Muslimin rahimakumullah,
Kita saja baru saja menyelesaikan ibadah shaum di bulan Ramadhan satu bulan penuh. Ibadah Ramadhan dengan segala keberkahannya, memberikan suatu situasi dan kondisi yang sangat kondusif bagi kita untuk tunduk dan patuh kepada Allah SWT. Kita siap bangun pagi-pagi sebelum subuh untuk makan sahur. Kita siap bangun lagi untuk sholat tarawih dan witir berjamaah setelah shalat Isya berjamaah. Bahkan kita siap mendengarkan kuliah tarawih, kuliah subuh, kuliah dzhuhur dan menjelang buka shaum. Kita perbanyak membaca Al Quran setelah tarawih maupun kapan saja di siang hari. Pendek kata, format umum umat Islam pada bulan Ramadhan, adalah format umat bertaqwa. Memang ini sesuai dengan target ibadah shiyam Ramadhan yang ditetapkan Allah SWT, yakni agar kita menjadi orang-orang yang bertaqwa. Sebagaimana firman Allah SWT:
”Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa
(QS. Al Baqarah [2]: 183).
Orang-orang yang bertaqwa adalah orang-orang yang menjauhkan diri dari apa-apa yang diharamkan Allah dan mecegah diri agar tidak terjerumus ke dalam jurang kemurkaan Allah SWT.
Selama berpuasa di siang hari kita sadar sepenuhnya, bahwa kita menahan diri (imsak) dari makan, minum, dan berhubungan suami istri yang halal, hanya semata tunduk kepada perintah Allah yang mewajibkan kita berpuasa. Dengan puasa kita membangun kesadaran hubungan kita sebagai makhluk dengan Allah Pencipta kita. Kesadaran kita inilah yang mengontrol pikiran, perasaan, dan seluruh tingkah laku kita agar senantiasa tunduk dan patuh kepada seluruh titah Allah Yang Maha Kuasa. Sehingga tatkala berpuasa, kita mengontrol seluruh tindakan kita agar memperbanyak melakukan perbuatan yang wajib dan sunnah, mengurangi yang mubah, sangat mengurangi yang makruh, dan benar-benar menghentikan diri dari perbuatan yang haram dalam seluruh aspek kehidupan kita sehari-hari. Dengan proses shiyam selama satu bulan penuh ini, format ulang diri kita sebagai hamba-Nya yang senantiasa bertaqwa kepada-Nya terwujud. Maka begitu kita meninggalkan bulan Ramadhan, sejak 1 Syawal ini, kita diharapkan melangkah di dalam kehidupan dengan format manusia bertaqwa! Dan secara kolektif diharapkan kita menjadi masyarakat yang bertaqwa!
Allahu Akbar 3x Walillahilhamd!
Kaum Muslimin rahimakumullah,
Masyarakat yang bertaqwa adalah masyarakat yang terdiri dari individu-individu yang mayoritasnya adalah kaum Muslim yang istiqomah dengan keimanannya; pemikiran mereka didominasi oleh hidayah Allah SWT yang terpancar dalam Al Quran dan Sunnah Nabi SAW; perasaan mereka distandarisasi dengan halal dan haram yang ditetapkan oleh Allah SWT sehingga mereka mencintai apa yang diridloi Allah SWT dan membenci apa yang dimurkai-Nya; dan interaksi antar individu di antara mereka diatur oleh hukum syariah Allah SWT. Itulah model masyarakat bertaqwa yang diberkahi Allah SWT sebagaimana firman-Nya:
” Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, Pastilah kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat kami) itu, Maka kami siksa mereka disebabkan perbuatannya” (QS. Al A’raf [7]: 96).
Allahu Akbar 3x Walillahilhamd!
Kaum Muslimin rahimakumullah,
Mewujudkan model masyarakat bertaqwa tersebut tidaklah mudah. Memerlukan perjuangan dan pengorbanan. Sebab, orang-orang yang di dalam hatinya terdapat bibit-bibit kekufuran dan kemunafikan, akan selalu berupaya untuk menggagalkannya. Terlebih bila di masyarakat itu terdapat para komprador negara adidaya imperialis yang sangat berkepentingan untuk mencegah terwujudnya masyarakat yang bertaqwa kepada Allah SWT. Sebab, bila terwujud masyarakat bertaqwa, yakni pemikiran-pemikiran yang terpancar dari dua pusaka warisan Nabi saw. mendominasi negeri ini, perasaan orang-orang Muslim pun kembali kepada fitrahnya sebagai hamba yang mencintai Allah dan selalu mengharap ridlo-Nya, dan hukum-hukum syariah Allah SWT pun telah kembali pada posisi yang sebenarnya sebagai pengatur interaksi antar umat. Saat itu, maka habislah kesempatan dan harapan kaum imperialis kafir untuk terus-menerus mendominasi dan mengeksploitasi kehidupan dan kekayaan kaum Muslim di negeri ini yang sudah mereka lakukan dari zaman imperialisme lama hingga imperialisme modern.
Allahu Akbar 3x Walillahilhamd!
Kaum Muslimin rahimakumullah,
Oleh karena itu, perjuangan untuk mewujudkan masyarakat bertaqwa ini harus menjadi perjuangan kita bersama. Perjuangan seluruh umat Islam! Seluruh umat Islam dalam berbagai partai, ormas, komunitas, jamaah, harakah, himpunan profesi, paguyuban, pesantren, sekolah, universitas, pabrik, birokrasi, baik sipil maupun militer, tua muda, pria wanita, semuanya perlu berjuang dan bergerak merapatkan barisan menuju kesatuan umat bagi terwujudnya masyarakat bertaqwa. Alah SWT memerintahkan kita untuk bersatu dan berpegang teguh dengan tali agama Allah, sebagaimana firman-Nya:
“Dan berpeganglah kamu semuanya dengan tali (agama) Allahl, dan janganlah kamu bercerai-berai…” (QS. Ali Imran [3]: 103).
Persatuan dan kesatuan umat ini tentu tidak akan disukai oleh kaum kafir imperialis dan antek-anteknya. Mereka pasti akan menebar fitnah untuk membuyarkan kembali persatuan dan kesatuan umat. Sebagaimana upaya kaum Yahudi di Madinah dulu untuk membuyarkan persatuan kaum Anshar yang terdiri dari bangsa Aus dan bangsa Khazraj yang bersatu dan bersaudara dengan nikmat Allah, yakni dinul Islam, setelah ratusan tahun mereka berperang dan bermusuhan satu sama lain. Orang-orang Yahudi di Madinah yang selalu mengambil keuntungan dari permusuhan dua bangsa penghuni utama kota Madinah itu, merasa terancam dengan persatuan dan persaudaran dalam kehidupan baru mereka di bawah naungan Islam. Maka seorang tokoh Yahudi yang bernama Syash bin Qais mengirim seorang ahli syair untuk membacakan syair-syair kepahlawanan dan kebangsaan yang biasa dibacakan pada perang Buats, perang ratusan tahun antara kedua bangsa tersebut, dalam rangka membangkitkan kembali semangat dan perasaan kesukuan dan kebangsaan kedua bangsa itu agar mereka terprovokasi untuk bermusuhan dan berperang lagi satu sama lain. Hampir saja terjadi pertumpahan darah kalau sekiranya Rasulullah saw. tidak segera datang dan melerai mereka dengan satu kalimat yang tegas:
«أَبِدَعْوَى الْجَاهِلِيَّةِ وَأَنَا بَيْنَ أَظْهُرِكُمْ بَعْدَ أَنْ أَكْرَمَكُمُ اللهُ بِاْلإِسْلاَمِ وَقَطَعَ بِهِ عَنْكُمْ أَمْرَ الْجَاهِلِيَّةِ وَأَلَّفَ بَيْنَكُمْ؟»
“Apakah seruan-seruan jahiliyah itu yang kalian ikuti, sedangkan aku masih ada di tengah-tengah kalian, setelah Allah SWT memuliakan kalian dengan Islam dan memutuskan urusan jahiliyah dari kalian dan telah menyatukan kalian?”.
Alhamdulillah upaya kaum Yahudi itu gagal! Allahu Akbar!
Saudara-saudara, kalau hari ini kita umat Islam di seluruh dunia masih tercerai-berai dalam baju-baju negara dan bangsa yang merupakan hasil tipudaya kaum imperialis terhadap generasi umat Islam sebelum kita, yakni generasi Muslim yang hidup di masa akhir Khilafah Utsmaniyah, setelah kaum imperialis berhasil meruntuhkan institusi pemersatu umat sejak hijrahnya baginda Rasulullah saw. bersama para sahabatnya ke kota Madinah pada tahun 622 hingga tahun 1924 itu, maka itu adalah semata-mata kesenangan sedikit yang Allah SWT berikan kepada mereka.
Maka kini sudah tiba saatnya. Setelah kesadaran kita akan wajib dan perlunya kita umat Islam sedunia bersatu dan bahayanya umat bercerai-berai dalam dominasi kaum imperialis yang menghinakan, ya sudah tiba saatnya umat ini berjuang dengan sekuat tenaga meraih kembali persatuannya dan kesatuan wilayah negeri-negeri mereka yang luas membentang dari Maroko sampai Merauke, yang kaya raya, yang menjadi modal bagi pembangunan kembali peradaban umat ini, disamping modal utamanya yakni Al Quran dan Sunnah Nabi Muhammad saw., menuju kemuliaan dan kejayaanya di bawah panji-panji tauhid Lailahaillallah Muhammadur Rasulullah!
Allahu Akbar 3x Walillahilhamd!
Kaum Muslimin rahimakumullah,
Setelah sholat Ied ini, marilah kita berkumpul dengan keluarga dan handai tolan kita, bersilaturhami, dan membicarakan masa depan umat ini, ya masa depan kita semua. Marilah kita bersama-sama mencanangkan tekad untuk berjuang bersama melanjutkan kehidupan Islam secara kaffah, dengan menerapkan syariah dalam seluruh aspek kehidupan, dan dengan terwujudnya kepemimpinan negara, seorang kepala negara, seorang khalifah, yang menjalankan pemerintahan dengan Al Aquran dan As Sunnah, yang melindungi kepentingan dan kemaslahatan seluruh warga negara dengan hukum-hukum Allah SWT dan memobilisir seluruh kekuatan kaum Muslimin untuk menyatukan negeri-negeri Islam dan mendakwahkan Islam ke seluruh dunia.
Dengan tekad itulah saudara-saudara, kita akan lebih dekat dan mencintai Allah dan Rasul-Nya.
Dengan tekad seperti itulah, kita akan mengajak saudara-saudara kita, tetangga, dan kolega kita, melakukan gerakan semesta untuk membaca, memahami, dan menghafal Al Quran, serta mengambil petunjuk-petunjuknya.
Dengan tekad seperti itulah, kita akan mentradisikan diri, keluarga, dan jamaah masjid kita untuk membaca dan mempelajari sirah Nabi serta hadits-hadits beliau saw. yang merupakan contoh teladan konkrit kehidupan Islam dalam seluruh aspeknya yang sudah pernah beliau wujudkan.
Dengan tekad seperti itulah, kita akan giat mengajak tetangga kita sholat berjamaah, mewujudkan generasi yang hatinya selalu terikat dengan masjid, mewujudkan generasi umat yang bersaudara atas dasar iman, berukhuwah Islamiyyah, yang saling mengisi satu sama lain, saling membantu dan menanggung, hingga urusan materi yang dibutuhkan dalam kehidupan.
Dengan tekad seperti itulah, kita akan rajin di dalam mengkaji dan memahami realitas-realitas sosial politik dan ekonomi yang terjadi, baik nasional maupun internasional, mengerti masalah-masalahnya, serta mencari solusi-solusinya menurut petunjuk syariat agama Allah SWT.
Dengan tekad seperti itulah, kita akan menghubungi saudara-saudara kita di lingkungan kita, di kantor-kantor kita, di pabrik-pabrik kita, di pasar-pasar kita, di gedung -gedung parlemen kita, di birokrasi-birokrasi kita, di masjid-masjid kita, di pesantren-pesantren kita, di madrasah-madrasah kita, sekolah-sekolah dan universitas-universitas kita, di mal-mal dan pasar-pasar kita, serta menghubungi para ulama, intelektual, dan pimpinan segala golongan umat ini untuk kita ajak berjuang bersama, mengkonsolidasikan diri, untuk bersatu mewujudkan persatuan yang hakiki, yakni bersatu dalam masyarakat bertaqwa dalam arti sebenar-benarnya itu.
Dengan tekad seperti itulah, kita bangkit dari segala keterpurukan yang ada menuju kejayaan Islam dan kaum Muslimin serta melahirkan generasi umat terbaik, generasi khairu ummah abad 21, yang akan membebaskan negeri-negeri Islam maupun negeri-negeri lain dari segala dominasi dan penindasan kaum kapitalis liberalis imperialis dalam segala bentuknya.
Kekalahan dan kegagalan pasukan NATO di Afghanistan, pasukan AS di Iraq, dan pasukan Israel di Libanon dalam menghadapi kekuatan umat Islam di sana memberikan pelajaran yang sangat berharga kepada kita bahwa umat ini dijaga oleh Allah dan tidak akan punah oleh kekuatan kafir imperialis sekaliber apapun! Dan kekuatan umat ini pasti akan terwujud bilamana umat ini sudah tidak ada pengharapan akan pertolongan kecuali hanya kepada Allah SWT. Dan kekuatan umat ini akan senantiasa terus terwujud manakala umat ini bersatu hati, pikiran, dan perasaannya, serta tingkah lakunya dengan dinul Islam.
Marilah kita renungkan firman Allah SWT:
]هُوَ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ[
"Dialah yang telah mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar Dia menangkannya di atas segala agama-agama meskipun orang-orang musyrik benci" (QS. As Shaf [61]: 9).
]وَِللهِ الْعِزَّةُ وَلِرَسُولِهِ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَلَكِنَّ الْمُنَافِقِينَ لاََ يَعْلَمُونَ[
"Kekuatan itu hanyalah bagi Allah, bagi Rasul-Nya, dan bagi orang-orang yang beriman, akan tetapi orang-orang munafik itu tidak mengetahui" (QS. Al Munafiqun [63]: 8).
Allahu Akbar 3x Walillahilhamd!
Akhirnya, di hari yang mulia ini, setelah sebulan penuh kita membangun dan meningkatkan ketakwaan kita selama Ramadhan, yang penuh rahmah dan maghfirah, kami menyerukan kepada seluruh umat Islam, para pimpinan ormas, orpol, ulama, wakil rakyat, wartawan, anggota TNI/Polri, pejabat pemerintah, cendekiawan, usahawan dan serikat-serikat pekerja, serta para pemuda dan mahasiswa, untuk secara sungguh-sungguh mengamalkan syariat Islam dan berjuang bersama bagi tegaknya syariat Islam secara kaffah, dan menempatkan perjuangan penegakan syariah sebagai agenda utama kaum Muslim. Sesungguhnya, penerapan syariah dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat dan bernegara, merupakan kewajiban setiap Muslim, sekaligus merupakan wujud keberhasilan kita dalam meraih ketakwaan. Penerapan syariah ini pula merupakan wujud kembalinya umat ini pada fitrah-nya, sebagaimana yang dikehendaki dalam ibadah shaum Ramadhan.
Selanjutnya, marilah kita tundukkan kepala kita dengan segala kerendahan hati, sambil menengadahkan tangan kita, untuk memanjatkan doa ke hadirat Allah SWT, Dzat Yang Mahakuasa, dan Mahaperkasa:
اَللّهُمَّ صَلِّى وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَ اَصْحَابِهِ وَمَنْ دَعَا إِلَى اللهِ بِدَعْوَةِ اْلإِسْلاَمِ وَمَنْ تَمَسَّكَ بِسُنَّةِ رَسُوْلِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ بِإِحسْاَنٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.
اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْتَعِيْنُكَ وَنَسْتَغْفِرُكَ وَلاَ نَكْفُرُكَ وَنُؤْمِنُ بِكَ وَنَخْلَعَ مَنْ يَفْجُرُكَ، اَللَّهُمَّ إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَلَكَ نُصَلِّى وَنَسْجُدُ وَإِلَيْكَ نَسْعَى وَنَحْفِدُ نَرْجُوْ رَحْمَتَكَ وَنَخْشَى عَذَابَكَ إِنَّ عَذَابَكَ الْجِدَّ بِالْكُفَّارِ مُلْحَقٌ، اَللَّهُمَّ عَذِّبِ الْكَفَرَةَ الذِّيْنَ يَصُدُّوْنَ عَنْ سَبِيْلِكَ وَيُكَذِّبُوْنَ رُسُلَكَ وَيُقَاتِلُوْنَ أَوْلِيَاءَكَ. اَللَّهُمَّ اَهْزِمْهُمْ وَدَمِّرْهُمْ، وَمَزِّقْ جَمْعَهُمْ وَشَتِّتْ شَمْلَهُمْ، وَاجْعَلْ تَدْمِيْرَهُمْ فِيْ تَدْبِيْرِهِمْ، اَللَّهُمَّ اهْزِمْ جُيُوْشَ الْكُفَّارَ الْمُسْتَعْمِرِيْنَ، أَمْرِيْكَا وَبَرِيْطَانِيَا وَحُلَفَاءِهَا الْمَلْعُوْنِيْنَ.
Ya Allah, kami memohon pertolongan-Mu, meminta ampunan-Mu, sekali-kali kami tidak akan mengkufuri-Mu. Kami sepenuhnya iman kepada-Mu, dan berlepas diri dari siapapun yang durhaka kepada-Mu. Ya Allah, hanya kepada-Mulah kami mengabdi, beribadah dan sujud. Kepada-Mulah kami berlari dan menuju. Kami mendambakan rahmat-Mu, dan takut akan adzab-Mu. Sesungguhnya adzab-Mu yang sungguh-sungguh ditimpakan kepada kaum Kufar itu juga pasti akan ditimpakan kepada yang lain. Ya Allah, adzablah orang-orang Kafir yang telah menghalangi jalan-Mu, mendustakan para rasul-Mu, dan membunuhi para pembela-Mu. Ya Allah, kalahkanlah mereka, hancurkanlah mereka, cerai-beraikanlah persatuan mereka, dan porak-porandakanlah kesatuan mereka. Jadikanlah rencana jahat mereka itu sebagai pembawa kehancuran mereka. Ya Allah, kalahkanlah pasukan kaum Kufar penjajah, Amerika, Inggeris dan sekutu mereka yang terlaknat.
اَللَّهُمَّ مَلِكَ الْمُلْكِ تُعْطِيْ الْمُلْكَ مَنْ تَشَاءُ، وَتَنْزِعُ الْمُلْكَ مِمَّنْ تَشَاءُ، وَتُعِزُّ مَنْ تَشَاءُ وَتُذِلُّ مَنْ تَشَاءُ، بِيَدِكَ الْخَيْرُ إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ. اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ دَوْلَةَ الْخِلاَفَةَ الرَّاشِدَةَ عَلَى مِنْهَاجِ نَبِيِّكَ، تُعِزُّ بِهَا دِيْنَكَ وَتُذِلُّ بِهَا الْكُفْرَ وَطُغْيَانَهُ. اَللَّهُمَّ انْصُرْنَا وَانْصُرْ إِخْوَانَنَا وَانْصُرْ مَنْ يُنْصُرُنَا وَاجْعَلْنَا وَإِيَّاهُمْ مِنَ الْعَامِلِيْنَ الْمُخْلِصِيْنَ ِلإِقَامَةِ شَرِيْعَتِكَ وَالْخِلاَفَةِ الرَّاشِدَةِ عَلَى مِنْهَاجِ نَبِيِّكَ، بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ وَيَاخَيْرَ النَّاصِرِيْنَ.
Ya Allah, Maha Raja diraja, Engkau berikan kekuasaan kepada siapa saja yang Engkau kehendaki, Engkau ambil kekuasaan dari siapapun yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan siapasaja yang Engkau kehendaki, dan Engkau hinadinakan siapa saja yang Engkau kehendaki. Di dalam genggaman-Mu lah seluruh kebaikan. Karena Engkaulah Dzat yang Maha Kuasa atas segalanya. Ya Allah, kami memohon kepada-Mu negara Khilafah Rasyidah yang mengikuti sunnah Nabi-Mu. Dengannya Engkau muliakan agama-Mu, dan Engkau hinakan kekufuran dan seluruh anteknya. Ya Allah, tolonglah kami; tolonglah saudara-saudara kami; tolonglah siapasaja yang menolong kami. Jadikanlah kami dan mereka sebagai para pejuang yang ikhlas untuk menegakkan syariah-Mu, dan Khilafah Rasyidah yang mengikuti sunnah Nabi-Mu. Dengan rahmat-Mu, duhai Dzat yang Maha Pengasih, duhai Sebaik-baik Penolong.


DIEN AL-ISLAM MEMELIHARA FITRAH INSAN
=====================================
ALLAAHU AKBAR, ALLAaHUAKBAR,ALLAHUAKBAR (3X) ALLAAHU AKBAR KABIIRA
WAL-HAMDULILLAAHI KATSIRAA, WASUBHAANALLAHI BUKRATAW-WA-ASHIILA.
LAA ILAAHA ILLALLAAHU WAHDAH, SHADAQA WA’DAH, WANASHARA ‘ABDAH. WA
A’AZZAJUNDAH, WAHAZAMAL AHZAABA WAHDAH. LAA ILAAHA ILLALLAAHU WALA
NA’BUDU ILLAA IYYAAH. MUKHLISHIINA LAHUDDIINA WALAU KARIHAL KAAFI-
RUUN, WALAU KARIHAL MUSYRIKUUNA WALAU KARIHAL MUNAAFIQUUN.
LAA ILAAHA ILLALLAAHU WALLAAHU AKBAR, ALLAAHU AKBAR WALILLAAHIL-
HAMD.
ALHAMDULILLAHILLADZI AN’AMA ‘ALAINA BINI’MATIL-IIMAAN, WAJA’ALA
RAMADHAANA SYAHRAN MUBAARAKAN UNZILA FIIHIL QUR’AN, HUDAN LINNAAS
WABAYYINAATIN MINAL HUDAA WAL FURQAAN. WAJA’ALAL ‘IZZATA LAHUU WA
LIRASUULIHI WA LI’IBAADIHI DZAWI TTAQWAA WAL IIMAAAN. WAJA’ALADZ
DZILLATA WAL HAWAAN WASH-SHAGHAARA LISY-SYAITHAAN WA ATBAA’IHII
AHLISY-SYIRKI WATH-THUGHYAAN.
ASYHADU AN-LAA ILAAHA ILLALLAAHU WAHDAHUU LAA SYARIIKALAHULKARIMUL
MANNAAN. WA ASYHADU ANNA MUHAMMADAN ‘ABDUHUU WARASUULUH, AL-MAB’UU
TSU RAHMATAN LIJAMII’IL AKWAAN.
ALLAAHUMMA SHALLI WA SALLIM ‘ALAA ‘ABDIKA WA RASUULIKAN-NABIYYUL
UMMIYYI WA ‘ALAA AALIHI WA ANSHAARIHI WA JUNUUDIHI WA JAMII’I ASH-
HAABIH. WAMAN DA’AA BIDA’WATIHI ILAA YAUMI YAQUUMUN-NAASU LIR-RAH
MAAN.
AMMAA BA’D : FA YAA AYYUHANNAAS, ITTAQULLAHA RABBAKUM, FAQAD FAA
ZAL MUTTAQUUN. WAQAALA SUBHAANAHU WA TA’AALA : “WAMAY YATTAQILAHA
YAJ’AL LAHUU MAKHRAJA WA YARZUQHU MIN HAITSU LAA YAHTASIB”
SHADAQALLAHUL ‘AZHIIM.
ALHAMDULILLAH. Segala Puja dan Puji, Keagungan, Kebesaran serta Kemu-
liaan hanyalah milik Allah Subhaanahu Wata’ala. Dia-lah yang melimpah
kan ni’mat IMAN dan ISLAM kepada kita semua, sehingga jadilah kita se
mua hamba-hamba-Nya yang berhak disebut Muslim dan Mu’min.

SHOLAWAT dan SALAM semoga senantiasa dilimpahkan Allah Ta’ala kepada
junjungan kita. Nabi kita, Pendidik kita, Pembimbing kita, Pemimpin
kita serta Panglima kita, Baginda Muhammad ibni Abdullah Rasulullah
Shallallaahu ‘Alaihi Wasallam, keluarga beliau serta seluruh sahabat-
nya yang setia menjunjung kalimah LAA ILAAHA ILLALLAAH hingga yaumul
Akhir. Dan semoga kita semua termasuk kedalam barisan kafilah panjang
penuh berkah tersebut.
Hadirin jama’ah Idul Fitri Rahimakumullah,
Kita bersyukur kepada Allah Rabbul ‘aalamin, karena kita baru saja
melampaui satu bulan. Semoga berfungsi sebagai sarana melatih dan mem
bina pribadi kita menjadi manusia yang bertaqwa. Bulan Ramadhan, satu
bulan yang bila disebut sebagai bulan penuh keberkahan,bulan suci, bu
lan ‘ibadah, bulan taat dan bulan perjuangan serta jihad fii sabiilil
lah. Bulan yang biasa diartikan sebagai muslim taat. Ma’assalaama yaa
Ramadhan, ilal-liqaa. Semoga usia kita masih dipanjangkan sehingga da
pat berjumpa kembali denganmu, yaa Ramadhan. Yang lebih penting lagi,
semoga setelah berlalunya bulan tersebut kita tidak menjadikan kesuci
annya, keberkahannya, ibadah, taat serta perjuangan dan jihadnya seke
dar sebagai bulan-bulanan. Dan semoga kita termasuk yang berhasil me-
manfaatkan musim taat itu dengan sebaik-baiknya, sehingga kepergian-
nya tidak meninggalkan kita menjadi orang-orang yang ta’at musiman.
Amiiin.
Allaahu akbar 3x walillaahilhamd!
Jama’ah Idul Fitri Rahimakumullah!
Setelah kurang lebih satu dekade kita memasuki abad ke 15 hijriyah
atau abad kebangkitan ummat Islam, marilah sejenak kita berhenti un-
tuk berhitung, melakukan muhasabah (introspeksi). Adakah selogan “Ke-
bangkitan Ummat Islam” telah menjelma di dalam kehidupan kita, atau-
kah ia masih sekedar selogan ?
Banyak hal sepanjang ini yang menggambarkan betapa masih mempriha-
tinkannya hidup dan kehidupan sebagian besar kaum Muslimin. Baik itu
peristiwa yang berskala nasional maupun internasional. Apabila kita
evaluasi, maka kita akan temukan bahwa analisis Ustadz Mustofa Al-
Shiba’i terhadap sebab-sebab kemunduran kaum Muslimin masih tetap re-
levan sampai hari ini. Beliau menyatakan bahwa paling tidak terdapat
empat sebab utama kemunduran kaum Muslimin :
1. JAUH DARI AL-QUR’AN DAN SUNNAH RASULULLAH SAW.
Masih banyak diantara kaum Muslimin yang belum menjadikan Al-Quran
dan Sunnah Rasulullah SAW sebagai satu-satunya panduan atau pedoman
hidupnya. Jangankan dalam hal pengamalan atau penghayatan, bahkan di
bidang `pemahaman’ saja masih terlalu banyak fahmul-khati’ (salah fa-
ham) terhadap ajaran Islam. Sebagian besar Muslim hari ini masih be-
lum sanggup menerima pemahaman bahwa Islam merupakan aturan hidup yg
menyeluruh sempurna dan menyempurnakan (syamil-kamil-mutakammil). Bah
wa di dalam Islam tidak ada pemisahan antara kehidupan duniawi dan
ukhrawi, individu dan masyarakat, ibadah dengan akhlaq, aqidah dan
ideologi, da’wah dan jihad fi sabiilillah. Semua aspek ajaran Islam
saling melengkapi dan menyempurnakan satu sama lain.
Firman Allah Ta’ala :
“Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah
kucukupkan bagimu ni’matKu dan telah Ku-redhai Islam itu jadi aga-
mu” (QS Al-Maidah : 3)
2. INFERIORITY COMPLEX.
Akibat dari jauhnya kaum Muslimin hari ini dari sumber asli ajaran
agamanya, maka lahirlah penyakit berikutnya. Penyakit lemah mental
(inferiority complex). Hilanglah kebanggaan terhadap ajaran agamanya.
Mereka malu kalau ber’amal islami. Khawatir dirinya dianggap kolot &
fanatik. Semua ini disebabkan karena mereka jauh dari Al-Qur’an dan
As-Sunnah, hilang pula kekebalan Islami mereka (dha’fu manaa’ah isla-
miyah).
3. AT-TAQLID (PENYAKIT IKUT-IKUTAN).
Karena lemahnya mental atau kepribadian Islami, maka dengan mudah
nya berbagai tawaran konsep di luar Islam di telan dan diterima begi-
tu saja. Belum lagi ditambah dengan kenyataan bahwa musuh-musuh Islam
para jundusy-syaithan (pasukan syaitan) memang secara terencana dan
rapih serta sistematis berusaha merusak keimanan kaum Muslimin.
Maka Arus Pemurtadan ummat bertepuk dua belah tangan dengan perge-
seran nilai besar besar-besaran yang tengah berlangsung di kalangan
Muslimin. Sehingga bermunculanlah profil pemuda dan pemudi Islam yang
berfaham `materialistik’, cinta pada berbagai kelezatan duniawi dan
berlomba meraihnya tanpa peduli akan cara maupun akibat negatif yang
ditimbulkannya. Semata-mata karena alasan materi lahirlah peristiwa-
peristiwa menyedihkan seperti seorang suami membunuh isteri sendiri,
ayah mencekik leher anaknya hingga tewas, perjudian, penjambretan,
dan sejenisnya.
Pergeseran nilai menimbulkan profil pemuda dan pemudi yang berfa-
ham `permissivistik’ (serba boleh dan serba halal). Tidak ada batas-
batas di dalam pergaulan dan kehidupan keseharian. Tidak heran jika
sampai saat ini kita masih mendengar munculnya kasus perkosaan wani-
ta di bawah umur, mabuk-mabukan, fenomena gaya hidup baru, yaitu
“gay” dan “homoseks” yang kian hari kian dianggap lumrah dan wajar o-
leh masyarakat. Pemuda yang ingin jadi `pemudi’, pemudi yang bangga
disebut lelaki. Orang tua bertingkah laku kekanak-kanakan. Ibu-ibu yg
melupakan kewajiban utamanya sedang ia disibukkan oleh kewajiban
utama `orang lain’. Suami yang tidak dapat memimpin dan mengendali-
kan rumah tangganya, bahkan ia dipimpin dan dikendalikan oleh rakyat
nya, yaitu isteri dan bahkan anak-anaknya. Pelajar yang tidak suka be
lajar. Mahasiswa yang tuna susila. Pejabat yang gila jabatan. Pengu-
asa yang lupa pada PENGUASA ALAM SEMESTA !!!
Allaahu akbar 3x walillahilhamd!
Jama’ah Idul Fitri Rahimakumullah!
4. AT-TAFRIQAH (PERPECAHAN).
Banyaknya faham diluar Islam yang diikuti kaum Muslimin berbanding
lurus dengan banyaknya `firqah (pengelompokan) dan fikrah (ideologi)’
yang lahir di tengah tubuh ummat. Pada tahun 1992 yl. kita semua me-
nyaksikan salah satu noda hitam dalam sejarah persatuan dan kesatuan
ummat Islam. Yaitu terjadinya perang teluk, Perang yang pada hakekat-
nya hanya mendatangkan kepuasan pada fihak kuffar dan kesedihan serta
malapetaka dan derita pada fihak kaum Muslimin, baik Muslimin rakyat
Iraq, Saudi maupun Kuwait. Sehingga kita perlu menyadari bahwa kekala
han Irak bukanlah berarti kekalahan kaum Muslimin. Sebab kita sadar
sesadar-sadarnya bahwa rezim Irak tidak pernah sedetikpun menunjukkan
komitmennya terhadap Islam dan perjuangan ummat Islam.
Marilah kita jadikan peristiwa itu sebagai pelajaran berharga bagi
kita. Agar dimasa-masa yang akan datang kita tidak dengan mudahnya
berfihak kepada salah satu diantara pihak-pihak dimana sesama kaum
Muslimin sedang bertikai.
“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik
membawa suatu berita, maka perikasalah dengan teliti”
(QS Al-Hujurat : 7)
Allaahu akbar 3x walillahilhamd!
Disamping segala keprihatinan ummat yang telah dibeberkan diatas,
namun tidak sepantasnyalah kita sebagai mu’min merasa pesimis. Sedemi
kian rupa sehingga menjadi mandeg dan berhenti memperjuangkan kejaya-
an Islam dan kaum Muslimin. Sebab didalam haditsnya Rasul SAW telah
bersabda :
“Barang siapa yang menyatakan : “Celakalah, binasalah kaum Muslim-
in” maka sesungguhnya dialah salah seorang penyebab kebinasaan
itu”
Marilah dengan segala optimisme dan kerendahan hati kita melihat
sejenak ke sekeliling kita beberapa hal yang dapat membangkitkan se-
mangat kita untuk tetap setia terlibat di dalam proses kebangkitan
ummat ini. Marilah kita menggunakan kacamata optimis seorang Muslim
yang senantiasa husnuzzhon (bersangka baik) terhadap Allah sebagai
penentu akhir masa depan kita.
Diantara beberapa peristiwa belakangan ini yang membuat kita op-
timis ialah :
1. Islamisasi para penduduk negeri-negeri non-Muslim.
Baik di Amerika maupun Eropa kita saksikan arus masuk Islam yang
tak terbendungkan. Baik dari kaum pria maupun wanitanya. Apalagi ke
nyataannya menunjukkan bahwa sebagian besar diantara mereka yang me
nyatakan keislaman dirinya berasal dari kalangan kaum terpelajar
serta tokoh-tokoh masyarakat. Demikian derasnya arus Islamisasi di
sana sehingga para pemimpin kafir yang memusuhi Islam dan kaum Mus-
limin sampai memperingatkan masyarakat Barat akan bahaya “sociologi-
cal bomb” yang sewaktu-waktu siap meledak.
2. Kontinuitas Jihad.
Sampai hari ini kita saksikan bagaimana gigih dan istiqamahnya
para mujahidin di Bosnia, Chechnya maupun para penggerak Intifadhah
di Palestina. Mereka terus melangsungkan perjuangan mereka di tengah
keterbatasan persenjataan dan dukungan internasional. Sesungguhnya
peristiwa-peristiwa klosal diabad 20 tersebut telah menyadarkan umat
Islam dan seluruh dunia. Darah para syuhada yang kian hari kian
deras mengalir ke dalam tubuh seluruh kaum Muslimin sedunia yang te-
ngah dilanda penyakit cinta dunia berlebihhan dan takut mati! Kebera-
nian para Mujahidin Bosnia, Chechnya menghadapi rezim Serbia dan
tentara beruang merah Rusia beserta para pemuda dan anak-anak intifa
dhah Palestina mealawan rejim Zionis-Yahudi Israel benar-benar menja
di aliran listrik yang menyetrum seluruh ummat agar bangkit berjuang
fi sabiilillah !
3. Gejala semaraknya aktifitas Ummat Islam di berbagai tempat. Apa-
lagi jika kita amati bahwa peminatnya adalah kaum muda harapan masa
depan! Baik itu dalam bentuk seminar, panel diskusi, ceramah, kajian
intensif Ramadhan, shalat berjamaah, bedah buku, apresiasi seni Islam
dan lain-lainnya.
4. Gejala semakin sadarnya ummat akan fungsi sebenarnya masjid. Se-
hingga dimana-mana mulai bermunculan aktifitas i’tikaf, perpustakaan
masjid, mentoring dan diskusi-diskusi kelompok pengkajian bersama
ajaran Islam.
5. Fenomena semakin meluasnya pengamalan jilbab di kalangan para
wanita muslim (akhwat). Baik pelajar, mahasiswi, adik-adik Taman Al-
Qur’an (TPA) bahkan para ibu.
Allaahu akbar 3x walillahilhamd!
Jama’ah Idul Fitri Rahimakumullah!
Sebagai kesimpulan khutbah ini, marilah kita menyadari bahwa se-
sungguhnya perjalanan ummat manusia pada umumnya, ummat Islam pada
khususnya hanya akan selamat manakala kita berpegang teguh dengan sum
ber ajaran yang datang dari Pencipta seluruh manusia. Sebab ajaran
Allah, al-Islam, merupakan satu-satunya jalan keluar bagi kemelut du-
nia kemarin, hari ini dan dimasa depan. Ialah semata yang dapat menja
min terpeliharanya FITRAH manusia yang memang pada hakikatnya senanti
asa cenderung pada kebaikan dan kebenaran yang datangnya dari Allah
SWT.
Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada Dien/Agama (Allah);
(tetaplah atasnya) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menu-
rut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama
yang lurus; tetapi kebanyakan manusia TIDAK MENGETAHUI nya.
(QS 30: 30)
Sabda Rasulullah SAW :
“Setiap bayi dilahirkan terlahir dalam keadaan suci (fitrah) maka
orangtuanyalah yang menjadikan dia Yahudi, Nasrani atau Majusi
(penyembah berhala). (H.R. Bukhari)
Disamping itu marilah kita tingkatkan keyakinan kita bahwa masa de-
pan tetap di tangan Islam dan kaum Muslimin. Marilah kita tingkatkan
komitmen kita untuk senantiasa terikat dan terlibat di dalam proses
Kebangkitan ummat, demi kejayaan Islam dan kaum Muslimin !
ALLAAHMMAGH FIR LILMU’MINIINA WAL MU’MINAAT, WAL MUSLIMIINA WAL-
MUSLIMAAT, AL AHYAA-U-MINHUM WAL-AMWAAT.
ALLAAHUMMA A’IZZAL ISLAAMA WAL MUSLIMIN, WA ADZILLASY SYIRKA WAL
MUSYRIKIIN. WANSHURNAA ‘ALAL QAUMIL KAAFIRIIN.
ALLAHUMMAN SHUR IKHWAANANAL MUJAAHIDIINA FIL BOSNATI WAL HERZEK,
WA SYISYIN WA FILISHTHIINA WA ARAADHIL MUSLIMIIN.
ALLAAHUMMA WAHHID KALIMATAHUM WA TSABBIT AQDAAMAHUM WA SADDID RAM
YAHUM WAHDIHIM SABIILAKAL MUSTAQIIM.
ALLAAHUMMA TAQABBAL MINNA INNAKA ANTAS SAMII’UL ‘ALIIM, WATUB’ALAI
NAA INNAKA ANTAT TAWWAAABUR RAHIIM.
RABBANAA AATINA FIDDUNYAA HASANAH, WAFILAAKHIRATI HASANAH, WAQINAA
‘ADZAABANNAAR.
WASHALLALLAAHU ‘ALAA KHAIRI KHALQIHI NABIYYINA MUHAMMADIN WA’ALAA
AALIHI WA SHAHBIHII AJMA’IIN.
WALHAMDULILLAHI RABBIL ‘AALAMIN.



IDUL ADHA 10 DZULHIJJAH 14….. HIJRIYAH
ألله اكــبر X 7 الله اكــبر كــلّما أحرمو ا من الـميقات. وكلّما
لبّ الملـبّون وزيـد فى الحســـنات. وكــلـّما دخـلوا فـجاج مكّة وتلك
الرّ حبات. وكلّما طافوا بالبيت العتيق وضجّة ا لأ صوات بالدّعوات. وكــلّما ســعوا بين المروة والصــّفا وتـلك المشــاعر المفـضّلات. وكلّما
وقفوا خاضعين بعرفات. وكلّما باتوا بمزدليفة وأفاضوا الى منى ورموا تلك الجمــر ات . الله اكـبر . الـحــمد لله . الـحــمد لله .الّذى خــــلق أدم من صلصال كالفخّار. واخطاء بحواره وأسجد له ملا ئكته المقرّبين ا لأ طهار. فسجدوا إ لاّ أبليس أبى فباء باللّعنة والصّغار. أشهد ان لا اله أ لاّ الله وحده لا شر يك له توحيدا لر بنا كما شهد به لنفسه فقال ا نّنى أنا الله لا اله أ لاّ أنا. واشهد انّ سيّدنا محمّدا عبده ورسوله افضل من صلّ ونحر. وحجّ واعتمر. اللّهمّ صلّ وسلّم على سيّدنا محمّد وعلى اله واصحابه الذّ ين أذهب الله عنهم الرّجس وطهّر .
(امّا بعد) فيا ايّها النّاس اتّقو ا الله تعالى. واعلموا أنّ يومكم هذا يوم فضيل, وعيد جليل, وسمّاه الله تعالى يوم الحجّ ا لأكبر.
Maha Besar Allah yang telah membentangkan bumi sebagai tempat kita berkampung halaman, Maha Besar Allah yang telah menggelar langit sebagai atap kita berteduh, Maha Besar Allah yang telah menciptakan matahari yang dengan sinarnya penuh berisi syari?at-syari?at bagi hidup dan kehidupan mahluk alam ini.
Sejak terbenamnya matahari kemarin sore sampai menyingsingnya fajar di pagi hari ini, kaum Muslimin dan Muslimat dari seantero penjuru tanah air, serempak mengumandangkan takbir, tahlil, dan tahmid, dengan satu komando yakni komando ?iman?, meliputi seluruh angkasa raya, menggelora ke dalam jiwa, hingar bingar hingga mendirikan bulu roma ………. Kecillah kita selaku makhluk yang papa, jiwa ini miskin tak berarti apa, bahkan bergelimang noda dan dosa, hanya rahmad, maghfiroh dan ampunan-Mu Yaa ………. Allah yang kami minta. Kami ibarat segelintir pasir di tengah-tengah padang pasir, bila dibandingkan dengan kebesaran dan keagungan ? Mu …….. !
ALLAHU AKBAR …….. 3X WALILLAHIL HAMD …….!
SAUDARA ? SAUDARA KAUM MUSLIMIN DAN MUSLIMAT YANG BERBAHAGIA ………..
Hari ini tanggal 10 Dzulhijjah, kemudian diiringi Ayyaamut Tasyriek tiga hari setelahnya hingga tanggal 13 Dzulhijjah selama empat hari berturut-turut, kita berada di dalam suasana idul adha.
Apabila kalangan selain kaum Muslimin berhari raya adalah merupakan hari bersuka ria, hari berpesta pora, dan hari yang dimeriahkan dengan perayaan yang kadang-kadang menjurus kedalam kemaksiatan, maka kita umat Islam sebagai ?khoiro ummatin? diajarkan oleh agama kita yang suci, pelaksanaannya dimeriahkan dengan berbagai macam ibadah dan amal shaleh, sehingga pelaksanaan hari raya itu, merupakan Syi?ar yang meriah dan penuh kegembiraan, tetapi tetap pada garis kesucian dan kemurniannya menurut ajaran agama.
Pada hari ini pula Allah swt. memerintahkan kepada kita untuk melaksanakan ibadah yang bukan saja berupa ibadah qalbiyyah (murni pekerjaan hati) semata, bukan saja ibadah badaniyyah dan ibadah maliyah belaka, namun ketiga macam ibadah ini terkombinasikan menjadi satu paket sebagaimana tercermin pada hari ini. Sehingga patutlah kiranya Allah menyebut hari ini dengan ? ?IIDUN JALIIL?, (lebaran yang agung), juga dengan nama ?YAUMA HAJJIL AKBAR? (Hari ibadah haji yang agung) dimana pada hari ini saudara-saudara kita yang tengah melaksanakan ibadah haji, berkumpul di Tanah Mina untuk menyempurnakan ibadah haji mereka dengan mendekatkan diri kepada Allah serta melaksanakan ?Sunnata Abiihim Ibrohim Kholiilullah ?Alaihi Al Sholatu Wa al Salam, dengan menyembelih hayawanan korban.
ALLAHU AKBAR ……. 3X WALILLAHIL HAMD
HADIRIN KAUM MUSLIMIN DAN MUSLIMAT SIDANG IDUL ADHA RAHIMAKUMULLAH …….
Pada hari yang agung ini setidaknya ada dua ibadah yang diperintahkan oleh Allah swt. kepada kita yakni melaksanakan shalat Ied dan menyembelih hayawan qurban dengan ketentuan perintah yang berstatus hukum SUNNAH MU?AKKADAH, sebagaimana disebutkan dalam firman Allah Ta?ala dalam Al Qur?an surat Al Kautsar ayat 1 sampai 3 :
إنّ أعـطينك كـالكوثر. فصــلّ لر بّك وانحر . انّ شـانئك هو ا لأبتر
Artinya : ?Sesungguhnya kami telah memberikan kenikmatan yang banyak, maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu, dan berkorbanlah, sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu (Muhammad) dialah yang terputus.?
Dengan ini mudah-mudahan shalat Ied yang baru saja kita laksanakan bersama-sama diterima oleh Alloh SWT, serta memberikan kesan yang mendalam untuk ketentraman jiwa kita, dan kekuatan iman di dalam menempuh segala perjuangan hidup demi Izzul Islam Wal Muslimien, kejayaan agama, nusa dan bangsa juga kebahagiaan dunia dan akhirat kelak. Amin …..Amin ……….. Amin Yaa Rabbal ?Alamien ……
ALLAHU AKBAR ……… 3X WALILLAHIL HAMD …….
Saudara-saudara kaum Muslimin yang berbahagia ……….
Sesudah shalat ?Ied kita perintahkan oleh Allah Ta?ala untuk melaksanakan Syari?at kurban yang bermula dari kisah Nabi Ibrahim as. yang berpuncak pada kerelaannya untuk menyembelih putra tercintanya Isma?il untuk memebuhi perintah Allah swt.
Pada suatu hari Nabi Ibrahim bersama istri tercintanya Dewi Hajar dan putranya Isma?il ketika itu masih berumur dua tahun, hijrah dari tempat tinggalnya di Persia (Tanah Yaman), menuju Makkah, yang oleh Allah dikisahkan di dalam Al Qur?an surat Ibrahim ayat 37 dengan istilah BIWAADIN GHOIRI DZI ZAR?IN ?INDA BAITIKAL MUHARRAM? pada sebuah jurang yang tandus tanpa tetumbuhan dan penghuni di dekat Baitullah Al Muharram dengan tujuan suatu saat nanti akan membangun kembali ka?bah yang tatkala itu tinggal pondasinya yang terpendam pasir, sedangkan ka?bahnya diangkat oleh Allah Azza Wa Jalla tatkala terjadi banjir bandang pada masa Nabi Nuh as.
Di sanalah kemudian turun perintah Allah melalui mimpi nyata Nabi Ibrahim selama tiga hari berturut-turut mulai tanggal 8 sampai tanggal 10 Dzulhijjah yang kemudian dikenal dan populer dengan nama hari Tarwiyyah, hari Arofah dan Yauman Nahriy atau hari Idul Adha. Hal ini dikisahkan dalam Al- Qur?an surat Al Shoffat ayat 101 ? 108
فبشّرنه بغلام حليم. فلمّا بلغ معه السّعى قال يا بنيّ إنىّ آرى فى المنام ا نّى اذبحك فانطر ما ذا ترى. قال يا ءبت إفعل ما تؤ مر. ستجدنى أن شآءالله من الــــــصّابر ين. فلـــماّ اســـلم وتلّه للـجــبين.وندينــه ان يآإبر اهـيم .
قدّ صدقت الرّء يا. انّا كذلك نجز ى المحسنين. انّ هذا لهو البلؤا المبين. وفديـــــــنه بذبح عظــيم. وتركــنا عليه فى ا لأخـر ين.
Artinya : ?Dan aku beri engkau wahai Ibrahim suatu kegembiraan dengan seorang anak yang cerdik, maka ketika anak itu telah tampak sanggup membantu ayahandanya (umur 7 tahun). Berkatalah Ibrahim kepada putranya : ?Hai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu?, maka fikirkanlah, bagaimana pendapatmu. Ia pun menjawab : ?Wahai Ayahku …….! kerjakanlah apa yang diperintahkan kepada mu, Insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar.? Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan putranya atas pelipisnya (nyatalah kesabaran keduanya) ……. dan kami pangillah Dia. Hai Ibrahim ! sesungguhnya kami membenarkan mimpi itu, sesungguhnya demikianlah kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar. Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang baik) dikalangan orang-orang yang kemudian.?
ALLAHU AKBAR 3X WALILLAHIL HAMD …….
Pada kisah di atas Nabi Ibrahim benar-benar diuji oleh Allah swt. apakah cinta dan sayangnya terhadap putranya melebihi dari cinta dan imannya kepada Allah Ta?ala yang disembahnya. Rupanya Nabi Ibrahim konsisten pada pilihan rela berpisah dengan putra kandungnya sendiri, asal saja perintah Allah dapat ia junjung dan ditaati. Dari kisah peristiwa tersebut lahir pulalah syari?at qurban sebagai ujian keimanan dan ketaqwaan, keteguhan hati dan kerelaan berkorban.
Lalu pertanyaannya kemudian adalah : ?Apakah hal ini berbekas pula bagi umat islam sekarang …….?? Kita semua diminta untuk memberikan jawaban sejujur-jujurnya. Dan berusaha menjelmakannya pada semua aspek kehidupan kita.
Paling tidak hal ini dapat kita ukur dari sejauhmana empat golongan masyarakat sebagai tiang penegak sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara, sebagaimana pernyataan Rasulullah saw. dalam sebuah haditsnya :
قوّة البلاد بأربعة : بعلم العلمآء وبعدل العمر آء وبشخاوة ا لأغنيآء وبدعـــآء الـفقـــــر آء
Artinya : ?Kekuatan suatu negara bergantung kepada empat golongan, yaitu dengan ilmunya, alim ulama, dan cerdik pandai. Dengan kebijaksanaan dan keadilan para penguasanya, dengan kemurahan hati orang-orang kaya, dan dengan do?a, dorongan dan respon dari kaum fakir miskin.?
Lebih jelasnya :
1. Alim Ulama, kaum cerdik pandai dengan ilmunya bertanggung jawab mencerdaskan rakyat agar mengerti dan sadar akan hak dan kewajibannya.
2. Kaum penguasa dengan kekuasaannya berkewajiban melindungi kepentingan rakyat banyak, mencanangkan undang-undang dan peraturan mengedepankan supremisi hukum dan meletakkannya berada di atas kekuasaan sehingga keadilan benar-benar terwujud.
3. Orang kaya dengan kekayaannya seharusnya bersedia menolong dluafa? kaum lemah, fakir miskin dan;
4. Kaum lemah atau rakyat banyak dengan do?anya, dorongannya dan responnya ikut serta membantu pemerintah dalam mensukseskan program dan cita-citanya menuju masyarakat yang makmur dalam keadilan dan adil dalam kejayaan.
5.
Dengan kata lain keempat golongan ini telah harus saling pengertian, mewarisi watak keberanian untuk rela mengorbankan kepentingan pribadi, kepentingan keluarga, kepentingan golongan dan seterusnya dan sebagainya …………. demi kepentingan yang lebih besar, yakni bahu membahu dan bekerja sama melaksanakan tugas-tugas Nasional menuju cita-cita menjadi bangsa yang besar, bangsa yang tangguh, aman sentausa, adil dan makmur penuh ampunan Allah swt. segera akan terwujud. Amin …… Amin …….. Amin …….. Yaa Robbal ?Alamin.
Dari sini pula dapatlah difahami bahwa; pengorbanan diminta bukan hanya perasaan dan sikap, tetapi juga jiwa dan raga demi kelangsungan Izzul Islam wa al-Muslimin yang Ya?lu wa laa Yu?la ?Alaihi dan kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara dengan segala tanggung jawabnya.
Pengorbanan sedemikian dari angkatan muda Islam sungguh diminta lebih banyak, karena merekalah sebagai pemegang estafet perjuangan, dan ditangan mereka segala urusan umat di masa mendatang sangat menentukan :
فى يد الشّبّان أمر ا لأمّة. وان تقدّمتم تقدّمت وان تأخرثمّ تأخّرت
Artinya : ?Di tangan pemudalah segala urusan umat di masa mendatang. Bila mereka maju, majulah umat, dan bila mereka mundur maka mundurl dan hancurlah umat?.
(Demikianlah statemen/pernyataan menumental Imamuna Al Syafi?i Ra )
ALLOHU AKBAR ……… 3X WALILLAHIL HAMD
HADIRIN SIDANG JUM?AH IDUL ADHA YANG BERBAHAGIA ………..
Bukan tanpa tujuan kita berkumpul pada hari ini, – di sini ? paling tidak ada tiga ajakan suci yang perlu kami sampaikan :
PERTAMA : Kita berkewajiban mencoba menguji kembali ketaqwaan dan ketaatan kita kepada Allah swt. untuk menanamkan kembali karakter jiwa pada kerelaan berkorban dalam arti yang seluas-luasnya.
KEDUA : Kita berkewajiban untuk mengontrol kembali nilai-nilai rohaniyah yang kita miliki, saat ini yang yaqin telah goyah karena cobaan kehidupan modern, sebagai efek samping dari kemajuan sains/ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang mempesonakan kita.
KETIGA : Marilah kita bangun kembali kebersamaan, persatuan dan kesatuan, membulatkan tekad bahwa pembangunan lahiriyah dan batiniyah sebenarnya saling kuat menguatkan dan tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya.
Ketiga ajakan mulia ini akan terasa sangat penting bagi kita sebagai bangsa yang tengah membangun kembali sendi-sendi kehidupan yang telah porak poranda, dalam rangka memenuhi kewajiban Ilahiyyah sebagaimana disebutkan dalam firman Allah Swt. :
هو أنشاء كـــم من ا لأرض واســتعمر كــــم فـيها
Artinya : ?Dia (Allah) telah menciptakan kalian semua (Manusia) dari bumi (Tanah) dan aku menjadikan kalian semua sebagai pemakmurannya.? (Qs. Hud : 61)
ALLAHU AKBAR ………3X WALILLAHIL HAMD…….
Idul Adha sebagai pelambang satu kesatuan umat, kesatuan yang merupakan syarat mutlaq bagi keberhasilan dan lancarnya setiap usaha bersama. Hari ini tercermin di lapangan padang Arafah, jutaan kaum Muslimin dari berbagai penjuru dunia, dari berbagai tingkat/strata sosial, dari berbagai negara yang berbeda sistem politiknya, peradabannya, adat istiadatnya, telah terkumpul menerima panggilan Allah. Lapangan Arofah merupakan daerah terbuka dan daerah damai, berhentilah di sana segala macam persengketaan, terbuka daerah itu bagi lawan dan kawan untuk melakukan ibadah yang sama, dalam satu bahasa, dalam satu etika dan tata cara, dengan satu tekad mereka pula menyerukan :
لــبيك اللّهــمّ لبيك . لبيك لا شــر يك لك لبّيك. انّ الـحمد والنّعمة لك والملك لا شــريك لك.
HADIRIN SIDANG IDUL ADHA RAHIMAKUMULLAH ……
Penyembelihan hayawan qurban sebagai salah satu bentuk realisasi dari mengikuti tuntunan/ sunnah Nabi Ibrahim as. menjadi syari?at islam yang abadi sampai akhir Zaman, dalam kesempatan ini pula, kiranya perlu kami sampaikan beberapa hal yang berkaitan dengan penyembelihan hayawan qurban :
Pertama : Hukum melaksanakan penyembelihan menurut pendapat yang di pilih adalah ?sunnah mu?akkadah?, kecuali bila dinadzari, maka menjadi wajib.
Kedua : Hayawan yang dapat dijadikan qurban adalah :
1. Badanah (onta) baik ?Irbiy maupun Bukhotiy (yang memiliki dua punu? : Jawa) .
2. Baqorun (sapi/lembu) termasuk di dalamnya adalah kerbau.
3. Kabsun (kambing) yaitu kambing, domba yang telah berumur 1 tahun, atau kambing jawa/kambing kacang yang telah berumur 18 bulan.
Ketiga : Tentang waktu penyembelihannya adalah setelah shalat Idul Adha hingga tenggelamnya matahari pada hari ketiga dari Ayyamul Al Tasyriek (tanggal 13 Dzulhijjah).
Keempat : Ketentuan penisbatan hak uduniyyah adalah seekor kambing untuk satu orang, dan seekor sapi, kerbau atau onta adalah untuk tujuh orang.
Kelima : Tatkala akan menyembelih qurban disunnahkan membaca basmalah dan takbir :
Bismillahir Rohmanir Rohiem, Allahu Akbar 3x Walillahil Hamd
Terakhir : Tentang etika pembagian daging hayawan qurban adalah sebagai berikut : Bagi orang yang mengorbankan hayawannya maka sebaiknya membagi tiga bagian pada daging udhiyyahnya, 1/3 untuk dimakan sendiri, 1/3 untuk dishadaqahkan kepada fakir miskin. Dan 1/3 nya lagi dihadiahkan kepada siapa saja.
Namun apabila udhiyyahnya wajibah sebab di nadzari maka semuanya harus dishadaqahkan kepada fakir miskin, kecuali bagi yang mengorbankannya di perkenankan mengambil beberapa kerat daging saja untuk sekedar ?tabarrukan? (ngalap berkah).
Dan dilarang menjual hayawan qurban baik berupa kulit, tulang maupun bulunya, kecuali bila telah diserah terimakan kepada yang berhak menerimanya, juga tidaklah diperkenankan mengambil kepalanya atau sebagian dagingnya untuk upah bagi penyembelihnya.
HADIRIN SIDANG IDUL ADHA YANG DIMULYAKAN ALLAH ……….
Sebagai akhir dari rangkaian khutbah kami, marilah kita sama-sama memanjatkan do?a mudah-mudahan apa yang menjadi amal ibadah kita bersama benar-benar diterima oleh Allah swt. Amien.
Disamping itu juga mudah-mudahan Allah memberikan kekuatan kepada saudara-saudara kita yang tengah melakukan ibadah haji, moga-moga mereka berpredikat sebagai
Dan mudah-mudahan pula Allah sebagai HAJJAN MABRUURON sehinga dapat menjadi suri tauladan buat hidup dan kehidupan kita bersama, Amin.
Dan mudah-mudahan pula Allah segera metaqdirkan kepada kita semua untuk segera mendapat giliran dipanggil oleh Nabiyullah Ibrahim as. untuk menyempurnakan rukun Islam kita yang kelima yaitu pergi ke Baitullah, Amien 3x Yaa Robbal Alamien ……..
أقول قولى هـذا فاســتغفر الله العظــــــيم لى ولكـــم فاستغفــروه ا نّه
هو الغــفو ر الرّحــــــــيم.



KONSOLIDASI UMAT
MENUJU YANG HAKIKI


Allahu Akbar 3x Walillahilhamd!
Kaum Muslimin rahimakumullah,

Hari ini umat Islam sedunia mengumandangkan takbir, tahmid, tasbih, dan tahlil. Tentu apa yang diucapkan kaum Muslim ini bukan kata-kata tanpa makna dan tujuan. Jelas ketika Rasulullah mencontohkan kepada kita mengucapkan kalimat-kalimat tersebut di hari kemenangan ini menunjukkan betapa berartinya kalimat-kalimat itu bagi kaum Muslim.

Ucapan takbir …Allahu Akbar menunjukkan pengakuan kita tentang kebesaran Allah SWT. Ketika kita mengatakan Allahu Akbar (Allah Maha Besar), berarti kita telah mengecilkan perkara-perkara lain di dunia ini. Kita hanya mengagungkan Allah SWT. Harta, Kekuasaan, dan jabatan, menjadi kecil dimata kita saat kita mengucapkan Allahu Akbar. Tentu bukan berarti kita menolak harta, kekuasaan, atau jabatan tersebut. Maksudnya, kita tidak menjadikan perkara tersebut menjadi tujuan hidup. Justru kita harus mengoptimalkan harta, kekuasaan, jabatan kita untuk mencapai tujuan hidup kita, yakni beribadah, mengagungkan asma Allah, untuk mencari ridho Allah SWT.

Ucapan Tahmid…Alhamdulillah…Segala Puji bagi Allah SWT menunjukkan rasa syukur kita kepada Allah SWT atas segala nikmat yang telah Allah SWT berikan kepada kita. Bagaimana tidak, Allah SWT telah menjadikan kita sebagai manusia dengan sebaik-baik bentuk (fi ahsani taqwiim). Tubuh kita diciptakan demikian sempurnanya. Allah SWT memberikan kita akal pikiran yang membuat kita berbeda dengan makhluk Allah SWT yang lain. Tidak hanya itu Allah SWT menciptakan alam semesta ini untuk diolah dan dimanfaatkan manusia, tanpa Allah SWT meminta bayaran dari kita. Semua diberikan Allah SWT kepada manusia secara gratis. Bayangkan kalau kita harus membayar air, api, hutan, minyak, udara kepada Allah SWT. Tidak hanya itu Allah SWT memberikan petunjuk kebenaran pada kita yakni Al Qur’an yang dibawa oleh Rasulullah saw. Dengan Al Qur’an kita tahu mana yang halal dan mana yang haram, mana yang haq dan mana yang batil, mana yang diridhoi Allah SWT dan mana yang tidak. Bayangkan kalau kita hidup di dunia ini tanpa pedoman yang benar. Pastilah manusia akan terjerumus kepada kehancuran dan kenistaan

Ucapan Tasbih …. Subhanallah …. Maha Suci Allah SWT. Menunjukkan pengakuan kita akan keagungan Allah SWT. Yang telah menciptakan alam semesta ini dengan sempurna. Allah SWT telah mengatur perjalanan matahari dari timur ke barat secara sempurna , mengatur siang dan malam dengan sempurna, menciptakan langit dan bumi dengan agung. Perhatikanlah tubuh kita. Bukankah semuanya mencerminkan keagungan dan kesempurnaan Allah SWT ? Maha suci Dia dari segala kekurangan!

Ucapan tahlil.. la ilaha illa Allah… tiada Ilah selain Allah SWT. Merupakan syahadah (pangakuan) akan Allah SWT sebagai satu-satunya Dzat yang harus kita sembah. Satu-satunya yang harus kita takuti. Kalimat ini juga merupakan penolakan kita terhadap tuhan-tuhan selain Allah SWT. Kalimat ini juga merupakan penolakan kita terhadap produk-produk hukum selain hukum Allah SWT. Hanya hukum Allah-lah yang harus kita jadikan pedoman untuk mengatur kehidupan kita bukan yang lain.

Allahu Akbar 3x Walillahilhamd!
Kaum Muslimin rahimakumullah,

Kita saja baru saja menyelesaikan ibadah shaum di bulan Ramadhan satu bulan penuh. Ibadah Ramadhan dengan segala keberkahannya, memberikan suatu situasi dan kondisi yang sangat kondusif bagi kita untuk tunduk dan patuh kepada Allah SWT. Kita siap bangun pagi-pagi sebelum subuh untuk makan sahur. Kita siap bangun lagi untuk sholat tarawih dan witir berjamaah setelah shalat Isya berjamaah. Bahkan kita siap mendengarkan kuliah tarawih, kuliah subuh, kuliah dzhuhur dan menjelang buka shaum. Kita perbanyak membaca Al Quran setelah tarawih maupun kapan saja di siang hari. Pendek kata, format umum umat Islam pada bulan Ramadhan, adalah format umat bertaqwa. Memang ini sesuai dengan target ibadah shiyam Ramadhan yang ditetapkan Allah SWT, yakni agar kita menjadi orang-orang yang bertaqwa. Sebagaimana firman Allah SWT:

”Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”

(QS. Al Baqarah [2]: 183).

Orang-orang yang bertaqwa adalah orang-orang yang menjauhkan diri dari apa-apa yang diharamkan Allah dan mecegah diri agar tidak terjerumus ke dalam jurang kemurkaan Allah SWT.

Selama berpuasa di siang hari kita sadar sepenuhnya, bahwa kita menahan diri (imsak) dari makan, minum, dan berhubungan suami istri yang halal, hanya semata tunduk kepada perintah Allah yang mewajibkan kita berpuasa. Dengan puasa kita membangun kesadaran hubungan kita sebagai makhluk dengan Allah Pencipta kita. Kesadaran kita inilah yang mengontrol pikiran, perasaan, dan seluruh tingkah laku kita agar senantiasa tunduk dan patuh kepada seluruh titah Allah Yang Maha Kuasa. Sehingga tatkala berpuasa, kita mengontrol seluruh tindakan kita agar memperbanyak melakukan perbuatan yang wajib dan sunnah, mengurangi yang mubah, sangat mengurangi yang makruh, dan benar-benar menghentikan diri dari perbuatan yang haram dalam seluruh aspek kehidupan kita sehari-hari. Dengan proses shiyam selama satu bulan penuh ini, format ulang diri kita sebagai hamba-Nya yang senantiasa bertaqwa kepada-Nya terwujud. Maka begitu kita meninggalkan bulan Ramadhan, sejak 1 Syawal ini, kita diharapkan melangkah di dalam kehidupan dengan format manusia bertaqwa! Dan secara kolektif diharapkan kita menjadi masyarakat yang bertaqwa!

Allahu Akbar 3x Walillahilhamd!
Kaum Muslimin rahimakumullah,

Masyarakat yang bertaqwa adalah masyarakat yang terdiri dari individu-individu yang mayoritasnya adalah kaum Muslim yang istiqomah dengan keimanannya; pemikiran mereka didominasi oleh hidayah Allah SWT yang terpancar dalam Al Quran dan Sunnah Nabi SAW; perasaan mereka distandarisasi dengan halal dan haram yang ditetapkan oleh Allah SWT sehingga mereka mencintai apa yang diridloi Allah SWT dan membenci apa yang dimurkai-Nya; dan interaksi antar individu di antara mereka diatur oleh hukum syariah Allah SWT. Itulah model masyarakat bertaqwa yang diberkahi Allah SWT sebagaimana firman-Nya:

” Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, Pastilah kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat kami) itu, Maka kami siksa mereka disebabkan perbuatannya” (QS. Al A’raf [7]: 96).

Allahu Akbar 3x Walillahilhamd!
Kaum Muslimin rahimakumullah,

Mewujudkan model masyarakat bertaqwa tersebut tidaklah mudah. Memerlukan perjuangan dan pengorbanan. Sebab, orang-orang yang di dalam hatinya terdapat bibit-bibit kekufuran dan kemunafikan, akan selalu berupaya untuk menggagalkannya. Terlebih bila di masyarakat itu terdapat para komprador negara adidaya imperialis yang sangat berkepentingan untuk mencegah terwujudnya masyarakat yang bertaqwa kepada Allah SWT. Sebab, bila terwujud masyarakat bertaqwa, yakni pemikiran-pemikiran yang terpancar dari dua pusaka warisan Nabi saw. mendominasi negeri ini, perasaan orang-orang Muslim pun kembali kepada fitrahnya sebagai hamba yang mencintai Allah dan selalu mengharap ridlo-Nya, dan hukum-hukum syariah Allah SWT pun telah kembali pada posisi yang sebenarnya sebagai pengatur interaksi antar umat. Saat itu, maka habislah kesempatan dan harapan kaum imperialis kafir untuk terus-menerus mendominasi dan mengeksploitasi kehidupan dan kekayaan kaum Muslim di negeri ini yang sudah mereka lakukan dari zaman imperialisme lama hingga imperialisme modern.

Allahu Akbar 3x Walillahilhamd!
Kaum Muslimin rahimakumullah,

Oleh karena itu, perjuangan untuk mewujudkan masyarakat bertaqwa ini harus menjadi perjuangan kita bersama. Perjuangan seluruh umat Islam! Seluruh umat Islam dalam berbagai partai, ormas, komunitas, jamaah, harakah, himpunan profesi, paguyuban, pesantren, sekolah, universitas, pabrik, birokrasi, baik sipil maupun militer, tua muda, pria wanita, semuanya perlu berjuang dan bergerak merapatkan barisan menuju kesatuan umat bagi terwujudnya masyarakat bertaqwa. Alah SWT memerintahkan kita untuk bersatu dan berpegang teguh dengan tali agama Allah, sebagaimana firman-Nya:

“Dan berpeganglah kamu semuanya dengan tali (agama) Allahl, dan janganlah kamu bercerai-berai…” (QS. Ali Imran [3]: 103).

Persatuan dan kesatuan umat ini tentu tidak akan disukai oleh kaum kafir imperialis dan antek-anteknya. Mereka pasti akan menebar fitnah untuk membuyarkan kembali persatuan dan kesatuan umat. Sebagaimana upaya kaum Yahudi di Madinah dulu untuk membuyarkan persatuan kaum Anshar yang terdiri dari bangsa Aus dan bangsa Khazraj yang bersatu dan bersaudara dengan nikmat Allah, yakni dinul Islam, setelah ratusan tahun mereka berperang dan bermusuhan satu sama lain. Orang-orang Yahudi di Madinah yang selalu mengambil keuntungan dari permusuhan dua bangsa penghuni utama kota Madinah itu, merasa terancam dengan persatuan dan persaudaran dalam kehidupan baru mereka di bawah naungan Islam. Maka seorang tokoh Yahudi yang bernama Syash bin Qais mengirim seorang ahli syair untuk membacakan syair-syair kepahlawanan dan kebangsaan yang biasa dibacakan pada perang Buats, perang ratusan tahun antara kedua bangsa tersebut, dalam rangka membangkitkan kembali semangat dan perasaan kesukuan dan kebangsaan kedua bangsa itu agar mereka terprovokasi untuk bermusuhan dan berperang lagi satu sama lain. Hampir saja terjadi pertumpahan darah kalau sekiranya Rasulullah saw. tidak segera datang dan melerai mereka dengan satu kalimat yang tegas:

«أَبِدَعْوَى الْجَاهِلِيَّةِ وَأَنَا بَيْنَ أَظْهُرِكُمْ بَعْدَ أَنْ أَكْرَمَكُمُ اللهُ بِاْلإِسْلاَمِ وَقَطَعَ بِهِ عَنْكُمْ أَمْرَ الْجَاهِلِيَّةِ وَأَلَّفَ بَيْنَكُمْ؟»

“Apakah seruan-seruan jahiliyah itu yang kalian ikuti, sedangkan aku masih ada di tengah-tengah kalian, setelah Allah SWT memuliakan kalian dengan Islam dan memutuskan urusan jahiliyah dari kalian dan telah menyatukan kalian?”.

Alhamdulillah upaya kaum Yahudi itu gagal! Allahu Akbar!

Saudara-saudara, kalau hari ini kita umat Islam di seluruh dunia masih tercerai-berai dalam baju-baju negara dan bangsa yang merupakan hasil tipudaya kaum imperialis terhadap generasi umat Islam sebelum kita, yakni generasi Muslim yang hidup di masa akhir Khilafah Utsmaniyah, setelah kaum imperialis berhasil meruntuhkan institusi pemersatu umat sejak hijrahnya baginda Rasulullah saw. bersama para sahabatnya ke kota Madinah pada tahun 622 hingga tahun 1924 itu, maka itu adalah semata-mata kesenangan sedikit yang Allah SWT berikan kepada mereka.

Maka kini sudah tiba saatnya. Setelah kesadaran kita akan wajib dan perlunya kita umat Islam sedunia bersatu dan bahayanya umat bercerai-berai dalam dominasi kaum imperialis yang menghinakan, ya sudah tiba saatnya umat ini berjuang dengan sekuat tenaga meraih kembali persatuannya dan kesatuan wilayah negeri-negeri mereka yang luas membentang dari Maroko sampai Merauke, yang kaya raya, yang menjadi modal bagi pembangunan kembali peradaban umat ini, disamping modal utamanya yakni Al Quran dan Sunnah Nabi Muhammad saw., menuju kemuliaan dan kejayaanya di bawah panji-panji tauhid Lailahaillallah Muhammadur Rasulullah!

Allahu Akbar 3x Walillahilhamd!
Kaum Muslimin rahimakumullah,

Setelah sholat Ied ini, marilah kita berkumpul dengan keluarga dan handai tolan kita, bersilaturhami, dan membicarakan masa depan umat ini, ya masa depan kita semua. Marilah kita bersama-sama mencanangkan tekad untuk berjuang bersama melanjutkan kehidupan Islam secara kaffah, dengan menerapkan syariah dalam seluruh aspek kehidupan, dan dengan terwujudnya kepemimpinan negara, seorang kepala negara, seorang khalifah, yang menjalankan pemerintahan dengan Al Aquran dan As Sunnah, yang melindungi kepentingan dan kemaslahatan seluruh warga negara dengan hukum-hukum Allah SWT dan memobilisir seluruh kekuatan kaum Muslimin untuk menyatukan negeri-negeri Islam dan mendakwahkan Islam ke seluruh dunia.

Dengan tekad itulah saudara-saudara, kita akan lebih dekat dan mencintai Allah dan Rasul-Nya.

Dengan tekad seperti itulah, kita akan mengajak saudara-saudara kita, tetangga, dan kolega kita, melakukan gerakan semesta untuk membaca, memahami, dan menghafal Al Quran, serta mengambil petunjuk-petunjuknya.

Dengan tekad seperti itulah, kita akan mentradisikan diri, keluarga, dan jamaah masjid kita untuk membaca dan mempelajari sirah Nabi serta hadits-hadits beliau saw. yang merupakan contoh teladan konkrit kehidupan Islam dalam seluruh aspeknya yang sudah pernah beliau wujudkan.

Dengan tekad seperti itulah, kita akan giat mengajak tetangga kita sholat berjamaah, mewujudkan generasi yang hatinya selalu terikat dengan masjid, mewujudkan generasi umat yang bersaudara atas dasar iman, berukhuwah Islamiyyah, yang saling mengisi satu sama lain, saling membantu dan menanggung, hingga urusan materi yang dibutuhkan dalam kehidupan.

Dengan tekad seperti itulah, kita akan rajin di dalam mengkaji dan memahami realitas-realitas sosial politik dan ekonomi yang terjadi, baik nasional maupun internasional, mengerti masalah-masalahnya, serta mencari solusi-solusinya menurut petunjuk syariat agama Allah SWT.

Dengan tekad seperti itulah, kita akan menghubungi saudara-saudara kita di lingkungan kita, di kantor-kantor kita, di pabrik-pabrik kita, di pasar-pasar kita, di gedung -gedung parlemen kita, di birokrasi-birokrasi kita, di masjid-masjid kita, di pesantren-pesantren kita, di madrasah-madrasah kita, sekolah-sekolah dan universitas-universitas kita, di mal-mal dan pasar-pasar kita, serta menghubungi para ulama, intelektual, dan pimpinan segala golongan umat ini untuk kita ajak berjuang bersama, mengkonsolidasikan diri, untuk bersatu mewujudkan persatuan yang hakiki, yakni bersatu dalam masyarakat bertaqwa dalam arti sebenar-benarnya itu.

Dengan tekad seperti itulah, kita bangkit dari segala keterpurukan yang ada menuju kejayaan Islam dan kaum Muslimin serta melahirkan generasi umat terbaik, generasi khairu ummah abad 21, yang akan membebaskan negeri-negeri Islam maupun negeri-negeri lain dari segala dominasi dan penindasan kaum kapitalis liberalis imperialis dalam segala bentuknya.

Kekalahan dan kegagalan pasukan NATO di Afghanistan, pasukan AS di Iraq, dan pasukan Israel di Libanon dalam menghadapi kekuatan umat Islam di sana memberikan pelajaran yang sangat berharga kepada kita bahwa umat ini dijaga oleh Allah dan tidak akan punah oleh kekuatan kafir imperialis sekaliber apapun! Dan kekuatan umat ini pasti akan terwujud bilamana umat ini sudah tidak ada pengharapan akan pertolongan kecuali hanya kepada Allah SWT. Dan kekuatan umat ini akan senantiasa terus terwujud manakala umat ini bersatu hati, pikiran, dan perasaannya, serta tingkah lakunya dengan dinul Islam.

Marilah kita renungkan firman Allah SWT:

]هُوَ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ[

"Dialah yang telah mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar Dia menangkannya di atas segala agama-agama meskipun orang-orang musyrik benci" (QS. As Shaf [61]: 9).

]وَِللهِ الْعِزَّةُ وَلِرَسُولِهِ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَلَكِنَّ الْمُنَافِقِينَ لاََ يَعْلَمُونَ[

"Kekuatan itu hanyalah bagi Allah, bagi Rasul-Nya, dan bagi orang-orang yang beriman, akan tetapi orang-orang munafik itu tidak mengetahui" (QS. Al Munafiqun [63]: 8).

Allahu Akbar 3x Walillahilhamd!

Akhirnya, di hari yang mulia ini, setelah sebulan penuh kita membangun dan meningkatkan ketakwaan kita selama Ramadhan, yang penuh rahmah dan maghfirah, kami menyerukan kepada seluruh umat Islam, para pimpinan ormas, orpol, ulama, wakil rakyat, wartawan, anggota TNI/Polri, pejabat pemerintah, cendekiawan, usahawan dan serikat-serikat pekerja, serta para pemuda dan mahasiswa, untuk secara sungguh-sungguh mengamalkan syariat Islam dan berjuang bersama bagi tegaknya syariat Islam secara kaffah, dan menempatkan perjuangan penegakan syariah sebagai agenda utama kaum Muslim. Sesungguhnya, penerapan syariah dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat dan bernegara, merupakan kewajiban setiap Muslim, sekaligus merupakan wujud keberhasilan kita dalam meraih ketakwaan. Penerapan syariah ini pula merupakan wujud kembalinya umat ini pada fitrah-nya, sebagaimana yang dikehendaki dalam ibadah shaum Ramadhan.

Selanjutnya, marilah kita tundukkan kepala kita dengan segala kerendahan hati, sambil menengadahkan tangan kita, untuk memanjatkan doa ke hadirat Allah SWT, Dzat Yang Mahakuasa, dan Mahaperkasa:

اَللّهُمَّ صَلِّى وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَ اَصْحَابِهِ وَمَنْ دَعَا إِلَى اللهِ بِدَعْوَةِ اْلإِسْلاَمِ وَمَنْ تَمَسَّكَ بِسُنَّةِ رَسُوْلِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ بِإِحسْاَنٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.

اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْتَعِيْنُكَ وَنَسْتَغْفِرُكَ وَلاَ نَكْفُرُكَ وَنُؤْمِنُ بِكَ وَنَخْلَعَ مَنْ يَفْجُرُكَ، اَللَّهُمَّ إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَلَكَ نُصَلِّى وَنَسْجُدُ وَإِلَيْكَ نَسْعَى وَنَحْفِدُ نَرْجُوْ رَحْمَتَكَ وَنَخْشَى عَذَابَكَ إِنَّ عَذَابَكَ الْجِدَّ بِالْكُفَّارِ مُلْحَقٌ، اَللَّهُمَّ عَذِّبِ الْكَفَرَةَ الذِّيْنَ يَصُدُّوْنَ عَنْ سَبِيْلِكَ وَيُكَذِّبُوْنَ رُسُلَكَ وَيُقَاتِلُوْنَ أَوْلِيَاءَكَ. اَللَّهُمَّ اَهْزِمْهُمْ وَدَمِّرْهُمْ، وَمَزِّقْ جَمْعَهُمْ وَشَتِّتْ شَمْلَهُمْ، وَاجْعَلْ تَدْمِيْرَهُمْ فِيْ تَدْبِيْرِهِمْ، اَللَّهُمَّ اهْزِمْ جُيُوْشَ الْكُفَّارَ الْمُسْتَعْمِرِيْنَ، أَمْرِيْكَا وَبَرِيْطَانِيَا وَحُلَفَاءِهَا الْمَلْعُوْنِيْنَ.

Ya Allah, kami memohon pertolongan-Mu, meminta ampunan-Mu, sekali-kali kami tidak akan mengkufuri-Mu. Kami sepenuhnya iman kepada-Mu, dan berlepas diri dari siapapun yang durhaka kepada-Mu. Ya Allah, hanya kepada-Mulah kami mengabdi, beribadah dan sujud. Kepada-Mulah kami berlari dan menuju. Kami mendambakan rahmat-Mu, dan takut akan adzab-Mu. Sesungguhnya adzab-Mu yang sungguh-sungguh ditimpakan kepada kaum Kufar itu juga pasti akan ditimpakan kepada yang lain. Ya Allah, adzablah orang-orang Kafir yang telah menghalangi jalan-Mu, mendustakan para rasul-Mu, dan membunuhi para pembela-Mu. Ya Allah, kalahkanlah mereka, hancurkanlah mereka, cerai-beraikanlah persatuan mereka, dan porak-porandakanlah kesatuan mereka. Jadikanlah rencana jahat mereka itu sebagai pembawa kehancuran mereka. Ya Allah, kalahkanlah pasukan kaum Kufar penjajah, Amerika, Inggeris dan sekutu mereka yang terlaknat.

اَللَّهُمَّ مَلِكَ الْمُلْكِ تُعْطِيْ الْمُلْكَ مَنْ تَشَاءُ، وَتَنْزِعُ الْمُلْكَ مِمَّنْ تَشَاءُ، وَتُعِزُّ مَنْ تَشَاءُ وَتُذِلُّ مَنْ تَشَاءُ، بِيَدِكَ الْخَيْرُ إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ. اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ دَوْلَةَ الْخِلاَفَةَ الرَّاشِدَةَ عَلَى مِنْهَاجِ نَبِيِّكَ، تُعِزُّ بِهَا دِيْنَكَ وَتُذِلُّ بِهَا الْكُفْرَ وَطُغْيَانَهُ. اَللَّهُمَّ انْصُرْنَا وَانْصُرْ إِخْوَانَنَا وَانْصُرْ مَنْ يُنْصُرُنَا وَاجْعَلْنَا وَإِيَّاهُمْ مِنَ الْعَامِلِيْنَ الْمُخْلِصِيْنَ ِلإِقَامَةِ شَرِيْعَتِكَ وَالْخِلاَفَةِ الرَّاشِدَةِ عَلَى مِنْهَاجِ نَبِيِّكَ، بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ وَيَاخَيْرَ النَّاصِرِيْنَ.

Ya Allah, Maha Raja diraja, Engkau berikan kekuasaan kepada siapa saja yang Engkau kehendaki, Engkau ambil kekuasaan dari siapapun yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan siapasaja yang Engkau kehendaki, dan Engkau hinadinakan siapa saja yang Engkau kehendaki. Di dalam genggaman-Mu lah seluruh kebaikan. Karena Engkaulah Dzat yang Maha Kuasa atas segalanya. Ya Allah, kami memohon kepada-Mu negara Khilafah Rasyidah yang mengikuti sunnah Nabi-Mu. Dengannya Engkau muliakan agama-Mu, dan Engkau hinakan kekufuran dan seluruh anteknya. Ya Allah, tolonglah kami; tolonglah saudara-saudara kami; tolonglah siapasaja yang menolong kami. Jadikanlah kami dan mereka sebagai para pejuang yang ikhlas untuk menegakkan syariah-Mu, dan Khilafah Rasyidah yang mengikuti sunnah Nabi-Mu. Dengan rahmat-Mu, duhai Dzat yang Maha Pengasih, duhai Sebaik-baik Penolong.





DIEN AL-ISLAM MEMELIHARA FITRAH INSAN
=====================================

ALLAAHU AKBAR, ALLAaHUAKBAR,ALLAHUAKBAR (3X) ALLAAHU AKBAR KABIIRA
WAL-HAMDULILLAAHI KATSIRAA, WASUBHAANALLAHI BUKRATAW-WA-ASHIILA.
LAA ILAAHA ILLALLAAHU WAHDAH, SHADAQA WA’DAH, WANASHARA ‘ABDAH. WA
A’AZZAJUNDAH, WAHAZAMAL AHZAABA WAHDAH. LAA ILAAHA ILLALLAAHU WALA
NA’BUDU ILLAA IYYAAH. MUKHLISHIINA LAHUDDIINA WALAU KARIHAL KAAFI-
RUUN, WALAU KARIHAL MUSYRIKUUNA WALAU KARIHAL MUNAAFIQUUN.
LAA ILAAHA ILLALLAAHU WALLAAHU AKBAR, ALLAAHU AKBAR WALILLAAHIL-
HAMD.

ALHAMDULILLAHILLADZI AN’AMA ‘ALAINA BINI’MATIL-IIMAAN, WAJA’ALA
RAMADHAANA SYAHRAN MUBAARAKAN UNZILA FIIHIL QUR’AN, HUDAN LINNAAS
WABAYYINAATIN MINAL HUDAA WAL FURQAAN. WAJA’ALAL ‘IZZATA LAHUU WA
LIRASUULIHI WA LI’IBAADIHI DZAWI TTAQWAA WAL IIMAAAN. WAJA’ALADZ
DZILLATA WAL HAWAAN WASH-SHAGHAARA LISY-SYAITHAAN WA ATBAA’IHII
AHLISY-SYIRKI WATH-THUGHYAAN.

ASYHADU AN-LAA ILAAHA ILLALLAAHU WAHDAHUU LAA SYARIIKALAHULKARIMUL
MANNAAN. WA ASYHADU ANNA MUHAMMADAN ‘ABDUHUU WARASUULUH, AL-MAB’UU
TSU RAHMATAN LIJAMII’IL AKWAAN.

ALLAAHUMMA SHALLI WA SALLIM ‘ALAA ‘ABDIKA WA RASUULIKAN-NABIYYUL
UMMIYYI WA ‘ALAA AALIHI WA ANSHAARIHI WA JUNUUDIHI WA JAMII’I ASH-
HAABIH. WAMAN DA’AA BIDA’WATIHI ILAA YAUMI YAQUUMUN-NAASU LIR-RAH
MAAN.

AMMAA BA’D : FA YAA AYYUHANNAAS, ITTAQULLAHA RABBAKUM, FAQAD FAA
ZAL MUTTAQUUN. WAQAALA SUBHAANAHU WA TA’AALA : “WAMAY YATTAQILAHA
YAJ’AL LAHUU MAKHRAJA WA YARZUQHU MIN HAITSU LAA YAHTASIB”
SHADAQALLAHUL ‘AZHIIM.

ALHAMDULILLAH. Segala Puja dan Puji, Keagungan, Kebesaran serta Kemu-
liaan hanyalah milik Allah Subhaanahu Wata’ala. Dia-lah yang melimpah
kan ni’mat IMAN dan ISLAM kepada kita semua, sehingga jadilah kita se
mua hamba-hamba-Nya yang berhak disebut Muslim dan Mu’min.

SHOLAWAT dan SALAM semoga senantiasa dilimpahkan Allah Ta’ala kepada
junjungan kita. Nabi kita, Pendidik kita, Pembimbing kita, Pemimpin
kita serta Panglima kita, Baginda Muhammad ibni Abdullah Rasulullah
Shallallaahu ‘Alaihi Wasallam, keluarga beliau serta seluruh sahabat-
nya yang setia menjunjung kalimah LAA ILAAHA ILLALLAAH hingga yaumul
Akhir. Dan semoga kita semua termasuk kedalam barisan kafilah panjang
penuh berkah tersebut.

Hadirin jama’ah Idul Fitri Rahimakumullah,
Kita bersyukur kepada Allah Rabbul ‘aalamin, karena kita baru saja
melampaui satu bulan. Semoga berfungsi sebagai sarana melatih dan mem
bina pribadi kita menjadi manusia yang bertaqwa. Bulan Ramadhan, satu
bulan yang bila disebut sebagai bulan penuh keberkahan,bulan suci, bu
lan ‘ibadah, bulan taat dan bulan perjuangan serta jihad fii sabiilil
lah. Bulan yang biasa diartikan sebagai muslim taat. Ma’assalaama yaa
Ramadhan, ilal-liqaa. Semoga usia kita masih dipanjangkan sehingga da
pat berjumpa kembali denganmu, yaa Ramadhan. Yang lebih penting lagi,
semoga setelah berlalunya bulan tersebut kita tidak menjadikan kesuci
annya, keberkahannya, ibadah, taat serta perjuangan dan jihadnya seke
dar sebagai bulan-bulanan. Dan semoga kita termasuk yang berhasil me-
manfaatkan musim taat itu dengan sebaik-baiknya, sehingga kepergian-
nya tidak meninggalkan kita menjadi orang-orang yang ta’at musiman.
Amiiin.

Allaahu akbar 3x walillaahilhamd!
Jama’ah Idul Fitri Rahimakumullah!

Setelah kurang lebih satu dekade kita memasuki abad ke 15 hijriyah
atau abad kebangkitan ummat Islam, marilah sejenak kita berhenti un-
tuk berhitung, melakukan muhasabah (introspeksi). Adakah selogan “Ke-
bangkitan Ummat Islam” telah menjelma di dalam kehidupan kita, atau-
kah ia masih sekedar selogan ?
Banyak hal sepanjang ini yang menggambarkan betapa masih mempriha-
tinkannya hidup dan kehidupan sebagian besar kaum Muslimin. Baik itu
peristiwa yang berskala nasional maupun internasional. Apabila kita
evaluasi, maka kita akan temukan bahwa analisis Ustadz Mustofa Al-
Shiba’i terhadap sebab-sebab kemunduran kaum Muslimin masih tetap re-
levan sampai hari ini. Beliau menyatakan bahwa paling tidak terdapat
empat sebab utama kemunduran kaum Muslimin :

1. JAUH DARI AL-QUR’AN DAN SUNNAH RASULULLAH SAW.

Masih banyak diantara kaum Muslimin yang belum menjadikan Al-Quran
dan Sunnah Rasulullah SAW sebagai satu-satunya panduan atau pedoman
hidupnya. Jangankan dalam hal pengamalan atau penghayatan, bahkan di
bidang `pemahaman’ saja masih terlalu banyak fahmul-khati’ (salah fa-
ham) terhadap ajaran Islam. Sebagian besar Muslim hari ini masih be-
lum sanggup menerima pemahaman bahwa Islam merupakan aturan hidup yg
menyeluruh sempurna dan menyempurnakan (syamil-kamil-mutakammil). Bah
wa di dalam Islam tidak ada pemisahan antara kehidupan duniawi dan
ukhrawi, individu dan masyarakat, ibadah dengan akhlaq, aqidah dan
ideologi, da’wah dan jihad fi sabiilillah. Semua aspek ajaran Islam
saling melengkapi dan menyempurnakan satu sama lain.
Firman Allah Ta’ala :
“Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah
kucukupkan bagimu ni’matKu dan telah Ku-redhai Islam itu jadi aga-
mu” (QS Al-Maidah : 3)

2. INFERIORITY COMPLEX.

Akibat dari jauhnya kaum Muslimin hari ini dari sumber asli ajaran
agamanya, maka lahirlah penyakit berikutnya. Penyakit lemah mental
(inferiority complex). Hilanglah kebanggaan terhadap ajaran agamanya.
Mereka malu kalau ber’amal islami. Khawatir dirinya dianggap kolot &
fanatik. Semua ini disebabkan karena mereka jauh dari Al-Qur’an dan
As-Sunnah, hilang pula kekebalan Islami mereka (dha’fu manaa’ah isla-
miyah).

3. AT-TAQLID (PENYAKIT IKUT-IKUTAN).

Karena lemahnya mental atau kepribadian Islami, maka dengan mudah
nya berbagai tawaran konsep di luar Islam di telan dan diterima begi-
tu saja. Belum lagi ditambah dengan kenyataan bahwa musuh-musuh Islam
para jundusy-syaithan (pasukan syaitan) memang secara terencana dan
rapih serta sistematis berusaha merusak keimanan kaum Muslimin.
Maka Arus Pemurtadan ummat bertepuk dua belah tangan dengan perge-
seran nilai besar besar-besaran yang tengah berlangsung di kalangan
Muslimin. Sehingga bermunculanlah profil pemuda dan pemudi Islam yang
berfaham `materialistik’, cinta pada berbagai kelezatan duniawi dan
berlomba meraihnya tanpa peduli akan cara maupun akibat negatif yang
ditimbulkannya. Semata-mata karena alasan materi lahirlah peristiwa-
peristiwa menyedihkan seperti seorang suami membunuh isteri sendiri,
ayah mencekik leher anaknya hingga tewas, perjudian, penjambretan,
dan sejenisnya.
Pergeseran nilai menimbulkan profil pemuda dan pemudi yang berfa-
ham `permissivistik’ (serba boleh dan serba halal). Tidak ada batas-
batas di dalam pergaulan dan kehidupan keseharian. Tidak heran jika
sampai saat ini kita masih mendengar munculnya kasus perkosaan wani-
ta di bawah umur, mabuk-mabukan, fenomena gaya hidup baru, yaitu
“gay” dan “homoseks” yang kian hari kian dianggap lumrah dan wajar o-
leh masyarakat. Pemuda yang ingin jadi `pemudi’, pemudi yang bangga
disebut lelaki. Orang tua bertingkah laku kekanak-kanakan. Ibu-ibu yg
melupakan kewajiban utamanya sedang ia disibukkan oleh kewajiban
utama `orang lain’. Suami yang tidak dapat memimpin dan mengendali-
kan rumah tangganya, bahkan ia dipimpin dan dikendalikan oleh rakyat
nya, yaitu isteri dan bahkan anak-anaknya. Pelajar yang tidak suka be
lajar. Mahasiswa yang tuna susila. Pejabat yang gila jabatan. Pengu-
asa yang lupa pada PENGUASA ALAM SEMESTA !!!

Allaahu akbar 3x walillahilhamd!
Jama’ah Idul Fitri Rahimakumullah!

4. AT-TAFRIQAH (PERPECAHAN).

Banyaknya faham diluar Islam yang diikuti kaum Muslimin berbanding
lurus dengan banyaknya `firqah (pengelompokan) dan fikrah (ideologi)’
yang lahir di tengah tubuh ummat. Pada tahun 1992 yl. kita semua me-
nyaksikan salah satu noda hitam dalam sejarah persatuan dan kesatuan
ummat Islam. Yaitu terjadinya perang teluk, Perang yang pada hakekat-
nya hanya mendatangkan kepuasan pada fihak kuffar dan kesedihan serta
malapetaka dan derita pada fihak kaum Muslimin, baik Muslimin rakyat
Iraq, Saudi maupun Kuwait. Sehingga kita perlu menyadari bahwa kekala
han Irak bukanlah berarti kekalahan kaum Muslimin. Sebab kita sadar
sesadar-sadarnya bahwa rezim Irak tidak pernah sedetikpun menunjukkan
komitmennya terhadap Islam dan perjuangan ummat Islam.
Marilah kita jadikan peristiwa itu sebagai pelajaran berharga bagi
kita. Agar dimasa-masa yang akan datang kita tidak dengan mudahnya
berfihak kepada salah satu diantara pihak-pihak dimana sesama kaum
Muslimin sedang bertikai.
“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik
membawa suatu berita, maka perikasalah dengan teliti”
(QS Al-Hujurat : 7)

Allaahu akbar 3x walillahilhamd!
Disamping segala keprihatinan ummat yang telah dibeberkan diatas,
namun tidak sepantasnyalah kita sebagai mu’min merasa pesimis. Sedemi
kian rupa sehingga menjadi mandeg dan berhenti memperjuangkan kejaya-
an Islam dan kaum Muslimin. Sebab didalam haditsnya Rasul SAW telah
bersabda :
“Barang siapa yang menyatakan : “Celakalah, binasalah kaum Muslim-
in” maka sesungguhnya dialah salah seorang penyebab kebinasaan
itu”

Marilah dengan segala optimisme dan kerendahan hati kita melihat
sejenak ke sekeliling kita beberapa hal yang dapat membangkitkan se-
mangat kita untuk tetap setia terlibat di dalam proses kebangkitan
ummat ini. Marilah kita menggunakan kacamata optimis seorang Muslim
yang senantiasa husnuzzhon (bersangka baik) terhadap Allah sebagai
penentu akhir masa depan kita.

Diantara beberapa peristiwa belakangan ini yang membuat kita op-
timis ialah :

1. Islamisasi para penduduk negeri-negeri non-Muslim.
Baik di Amerika maupun Eropa kita saksikan arus masuk Islam yang
tak terbendungkan. Baik dari kaum pria maupun wanitanya. Apalagi ke
nyataannya menunjukkan bahwa sebagian besar diantara mereka yang me
nyatakan keislaman dirinya berasal dari kalangan kaum terpelajar
serta tokoh-tokoh masyarakat. Demikian derasnya arus Islamisasi di
sana sehingga para pemimpin kafir yang memusuhi Islam dan kaum Mus-
limin sampai memperingatkan masyarakat Barat akan bahaya “sociologi-
cal bomb” yang sewaktu-waktu siap meledak.

2. Kontinuitas Jihad.
Sampai hari ini kita saksikan bagaimana gigih dan istiqamahnya
para mujahidin di Bosnia, Chechnya maupun para penggerak Intifadhah
di Palestina. Mereka terus melangsungkan perjuangan mereka di tengah
keterbatasan persenjataan dan dukungan internasional. Sesungguhnya
peristiwa-peristiwa klosal diabad 20 tersebut telah menyadarkan umat
Islam dan seluruh dunia. Darah para syuhada yang kian hari kian
deras mengalir ke dalam tubuh seluruh kaum Muslimin sedunia yang te-
ngah dilanda penyakit cinta dunia berlebihhan dan takut mati! Kebera-
nian para Mujahidin Bosnia, Chechnya menghadapi rezim Serbia dan
tentara beruang merah Rusia beserta para pemuda dan anak-anak intifa
dhah Palestina mealawan rejim Zionis-Yahudi Israel benar-benar menja
di aliran listrik yang menyetrum seluruh ummat agar bangkit berjuang
fi sabiilillah !

3. Gejala semaraknya aktifitas Ummat Islam di berbagai tempat. Apa-
lagi jika kita amati bahwa peminatnya adalah kaum muda harapan masa
depan! Baik itu dalam bentuk seminar, panel diskusi, ceramah, kajian
intensif Ramadhan, shalat berjamaah, bedah buku, apresiasi seni Islam
dan lain-lainnya.

4. Gejala semakin sadarnya ummat akan fungsi sebenarnya masjid. Se-
hingga dimana-mana mulai bermunculan aktifitas i’tikaf, perpustakaan
masjid, mentoring dan diskusi-diskusi kelompok pengkajian bersama
ajaran Islam.

5. Fenomena semakin meluasnya pengamalan jilbab di kalangan para
wanita muslim (akhwat). Baik pelajar, mahasiswi, adik-adik Taman Al-
Qur’an (TPA) bahkan para ibu.

Allaahu akbar 3x walillahilhamd!
Jama’ah Idul Fitri Rahimakumullah!

Sebagai kesimpulan khutbah ini, marilah kita menyadari bahwa se-
sungguhnya perjalanan ummat manusia pada umumnya, ummat Islam pada
khususnya hanya akan selamat manakala kita berpegang teguh dengan sum
ber ajaran yang datang dari Pencipta seluruh manusia. Sebab ajaran
Allah, al-Islam, merupakan satu-satunya jalan keluar bagi kemelut du-
nia kemarin, hari ini dan dimasa depan. Ialah semata yang dapat menja
min terpeliharanya FITRAH manusia yang memang pada hakikatnya senanti
asa cenderung pada kebaikan dan kebenaran yang datangnya dari Allah
SWT.
Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada Dien/Agama (Allah);
(tetaplah atasnya) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menu-
rut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama
yang lurus; tetapi kebanyakan manusia TIDAK MENGETAHUI nya.
(QS 30: 30)

Sabda Rasulullah SAW :
“Setiap bayi dilahirkan terlahir dalam keadaan suci (fitrah) maka
orangtuanyalah yang menjadikan dia Yahudi, Nasrani atau Majusi
(penyembah berhala). (H.R. Bukhari)

Disamping itu marilah kita tingkatkan keyakinan kita bahwa masa de-
pan tetap di tangan Islam dan kaum Muslimin. Marilah kita tingkatkan
komitmen kita untuk senantiasa terikat dan terlibat di dalam proses
Kebangkitan ummat, demi kejayaan Islam dan kaum Muslimin !

ALLAAHMMAGH FIR LILMU’MINIINA WAL MU’MINAAT, WAL MUSLIMIINA WAL-
MUSLIMAAT, AL AHYAA-U-MINHUM WAL-AMWAAT.
ALLAAHUMMA A’IZZAL ISLAAMA WAL MUSLIMIN, WA ADZILLASY SYIRKA WAL
MUSYRIKIIN. WANSHURNAA ‘ALAL QAUMIL KAAFIRIIN.
ALLAHUMMAN SHUR IKHWAANANAL MUJAAHIDIINA FIL BOSNATI WAL HERZEK,
WA SYISYIN WA FILISHTHIINA WA ARAADHIL MUSLIMIIN.
ALLAAHUMMA WAHHID KALIMATAHUM WA TSABBIT AQDAAMAHUM WA SADDID RAM
YAHUM WAHDIHIM SABIILAKAL MUSTAQIIM.
ALLAAHUMMA TAQABBAL MINNA INNAKA ANTAS SAMII’UL ‘ALIIM, WATUB’ALAI
NAA INNAKA ANTAT TAWWAAABUR RAHIIM.
RABBANAA AATINA FIDDUNYAA HASANAH, WAFILAAKHIRATI HASANAH, WAQINAA
‘ADZAABANNAAR.
WASHALLALLAAHU ‘ALAA KHAIRI KHALQIHI NABIYYINA MUHAMMADIN WA’ALAA
AALIHI WA SHAHBIHII AJMA’IIN.
WALHAMDULILLAHI RABBIL ‘AALAMIN.







IDUL ADHA 10 DZULHIJJAH 14….. HIJRIYAH

ألله اكــبر X 7 الله اكــبر كــلّما أحرمو ا من الـميقات. وكلّما
لبّ الملـبّون وزيـد فى الحســـنات. وكــلـّما دخـلوا فـجاج مكّة وتلك
الرّ حبات. وكلّما طافوا بالبيت العتيق وضجّة ا لأ صوات بالدّعوات. وكــلّما ســعوا بين المروة والصــّفا وتـلك المشــاعر المفـضّلات. وكلّما
وقفوا خاضعين بعرفات. وكلّما باتوا بمزدليفة وأفاضوا الى منى ورموا تلك الجمــر ات . الله اكـبر . الـحــمد لله . الـحــمد لله .الّذى خــــلق أدم من صلصال كالفخّار. واخطاء بحواره وأسجد له ملا ئكته المقرّبين ا لأ طهار. فسجدوا إ لاّ أبليس أبى فباء باللّعنة والصّغار. أشهد ان لا اله أ لاّ الله وحده لا شر يك له توحيدا لر بنا كما شهد به لنفسه فقال ا نّنى أنا الله لا اله أ لاّ أنا. واشهد انّ سيّدنا محمّدا عبده ورسوله افضل من صلّ ونحر. وحجّ واعتمر. اللّهمّ صلّ وسلّم على سيّدنا محمّد وعلى اله واصحابه الذّ ين أذهب الله عنهم الرّجس وطهّر .
(امّا بعد) فيا ايّها النّاس اتّقو ا الله تعالى. واعلموا أنّ يومكم هذا يوم فضيل, وعيد جليل, وسمّاه الله تعالى يوم الحجّ ا لأكبر.

Maha Besar Allah yang telah membentangkan bumi sebagai tempat kita berkampung halaman, Maha Besar Allah yang telah menggelar langit sebagai atap kita berteduh, Maha Besar Allah yang telah menciptakan matahari yang dengan sinarnya penuh berisi syari?at-syari?at bagi hidup dan kehidupan mahluk alam ini.

Sejak terbenamnya matahari kemarin sore sampai menyingsingnya fajar di pagi hari ini, kaum Muslimin dan Muslimat dari seantero penjuru tanah air, serempak mengumandangkan takbir, tahlil, dan tahmid, dengan satu komando yakni komando ?iman?, meliputi seluruh angkasa raya, menggelora ke dalam jiwa, hingar bingar hingga mendirikan bulu roma ………. Kecillah kita selaku makhluk yang papa, jiwa ini miskin tak berarti apa, bahkan bergelimang noda dan dosa, hanya rahmad, maghfiroh dan ampunan-Mu Yaa ………. Allah yang kami minta. Kami ibarat segelintir pasir di tengah-tengah padang pasir, bila dibandingkan dengan kebesaran dan keagungan ? Mu …….. !

ALLAHU AKBAR …….. 3X WALILLAHIL HAMD …….!
SAUDARA ? SAUDARA KAUM MUSLIMIN DAN MUSLIMAT YANG BERBAHAGIA ………..

Hari ini tanggal 10 Dzulhijjah, kemudian diiringi Ayyaamut Tasyriek tiga hari setelahnya hingga tanggal 13 Dzulhijjah selama empat hari berturut-turut, kita berada di dalam suasana idul adha.

Apabila kalangan selain kaum Muslimin berhari raya adalah merupakan hari bersuka ria, hari berpesta pora, dan hari yang dimeriahkan dengan perayaan yang kadang-kadang menjurus kedalam kemaksiatan, maka kita umat Islam sebagai ?khoiro ummatin? diajarkan oleh agama kita yang suci, pelaksanaannya dimeriahkan dengan berbagai macam ibadah dan amal shaleh, sehingga pelaksanaan hari raya itu, merupakan Syi?ar yang meriah dan penuh kegembiraan, tetapi tetap pada garis kesucian dan kemurniannya menurut ajaran agama.

Pada hari ini pula Allah swt. memerintahkan kepada kita untuk melaksanakan ibadah yang bukan saja berupa ibadah qalbiyyah (murni pekerjaan hati) semata, bukan saja ibadah badaniyyah dan ibadah maliyah belaka, namun ketiga macam ibadah ini terkombinasikan menjadi satu paket sebagaimana tercermin pada hari ini. Sehingga patutlah kiranya Allah menyebut hari ini dengan ? ?IIDUN JALIIL?, (lebaran yang agung), juga dengan nama ?YAUMA HAJJIL AKBAR? (Hari ibadah haji yang agung) dimana pada hari ini saudara-saudara kita yang tengah melaksanakan ibadah haji, berkumpul di Tanah Mina untuk menyempurnakan ibadah haji mereka dengan mendekatkan diri kepada Allah serta melaksanakan ?Sunnata Abiihim Ibrohim Kholiilullah ?Alaihi Al Sholatu Wa al Salam, dengan menyembelih hayawanan korban.

ALLAHU AKBAR ……. 3X WALILLAHIL HAMD
HADIRIN KAUM MUSLIMIN DAN MUSLIMAT SIDANG IDUL ADHA RAHIMAKUMULLAH …….

Pada hari yang agung ini setidaknya ada dua ibadah yang diperintahkan oleh Allah swt. kepada kita yakni melaksanakan shalat Ied dan menyembelih hayawan qurban dengan ketentuan perintah yang berstatus hukum SUNNAH MU?AKKADAH, sebagaimana disebutkan dalam firman Allah Ta?ala dalam Al Qur?an surat Al Kautsar ayat 1 sampai 3 :

إنّ أعـطينك كـالكوثر. فصــلّ لر بّك وانحر . انّ شـانئك هو ا لأبتر

Artinya : ?Sesungguhnya kami telah memberikan kenikmatan yang banyak, maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu, dan berkorbanlah, sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu (Muhammad) dialah yang terputus.?

Dengan ini mudah-mudahan shalat Ied yang baru saja kita laksanakan bersama-sama diterima oleh Alloh SWT, serta memberikan kesan yang mendalam untuk ketentraman jiwa kita, dan kekuatan iman di dalam menempuh segala perjuangan hidup demi Izzul Islam Wal Muslimien, kejayaan agama, nusa dan bangsa juga kebahagiaan dunia dan akhirat kelak. Amin …..Amin ……….. Amin Yaa Rabbal ?Alamien ……

ALLAHU AKBAR ……… 3X WALILLAHIL HAMD …….
Saudara-saudara kaum Muslimin yang berbahagia ……….

Sesudah shalat ?Ied kita perintahkan oleh Allah Ta?ala untuk melaksanakan Syari?at kurban yang bermula dari kisah Nabi Ibrahim as. yang berpuncak pada kerelaannya untuk menyembelih putra tercintanya Isma?il untuk memebuhi perintah Allah swt.

Pada suatu hari Nabi Ibrahim bersama istri tercintanya Dewi Hajar dan putranya Isma?il ketika itu masih berumur dua tahun, hijrah dari tempat tinggalnya di Persia (Tanah Yaman), menuju Makkah, yang oleh Allah dikisahkan di dalam Al Qur?an surat Ibrahim ayat 37 dengan istilah BIWAADIN GHOIRI DZI ZAR?IN ?INDA BAITIKAL MUHARRAM? pada sebuah jurang yang tandus tanpa tetumbuhan dan penghuni di dekat Baitullah Al Muharram dengan tujuan suatu saat nanti akan membangun kembali ka?bah yang tatkala itu tinggal pondasinya yang terpendam pasir, sedangkan ka?bahnya diangkat oleh Allah Azza Wa Jalla tatkala terjadi banjir bandang pada masa Nabi Nuh as.

Di sanalah kemudian turun perintah Allah melalui mimpi nyata Nabi Ibrahim selama tiga hari berturut-turut mulai tanggal 8 sampai tanggal 10 Dzulhijjah yang kemudian dikenal dan populer dengan nama hari Tarwiyyah, hari Arofah dan Yauman Nahriy atau hari Idul Adha. Hal ini dikisahkan dalam Al- Qur?an surat Al Shoffat ayat 101 ? 108

فبشّرنه بغلام حليم. فلمّا بلغ معه السّعى قال يا بنيّ إنىّ آرى فى المنام ا نّى اذبحك فانطر ما ذا ترى. قال يا ءبت إفعل ما تؤ مر. ستجدنى أن شآءالله من الــــــصّابر ين. فلـــماّ اســـلم وتلّه للـجــبين.وندينــه ان يآإبر اهـيم .
قدّ صدقت الرّء يا. انّا كذلك نجز ى المحسنين. انّ هذا لهو البلؤا المبين. وفديـــــــنه بذبح عظــيم. وتركــنا عليه فى ا لأخـر ين.

Artinya : ?Dan aku beri engkau wahai Ibrahim suatu kegembiraan dengan seorang anak yang cerdik, maka ketika anak itu telah tampak sanggup membantu ayahandanya (umur 7 tahun). Berkatalah Ibrahim kepada putranya : ?Hai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu?, maka fikirkanlah, bagaimana pendapatmu. Ia pun menjawab : ?Wahai Ayahku …….! kerjakanlah apa yang diperintahkan kepada mu, Insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar.? Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan putranya atas pelipisnya (nyatalah kesabaran keduanya) ……. dan kami pangillah Dia. Hai Ibrahim ! sesungguhnya kami membenarkan mimpi itu, sesungguhnya demikianlah kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar. Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang baik) dikalangan orang-orang yang kemudian.?

ALLAHU AKBAR 3X WALILLAHIL HAMD …….

Pada kisah di atas Nabi Ibrahim benar-benar diuji oleh Allah swt. apakah cinta dan sayangnya terhadap putranya melebihi dari cinta dan imannya kepada Allah Ta?ala yang disembahnya. Rupanya Nabi Ibrahim konsisten pada pilihan rela berpisah dengan putra kandungnya sendiri, asal saja perintah Allah dapat ia junjung dan ditaati. Dari kisah peristiwa tersebut lahir pulalah syari?at qurban sebagai ujian keimanan dan ketaqwaan, keteguhan hati dan kerelaan berkorban.
Lalu pertanyaannya kemudian adalah : ?Apakah hal ini berbekas pula bagi umat islam sekarang …….?? Kita semua diminta untuk memberikan jawaban sejujur-jujurnya. Dan berusaha menjelmakannya pada semua aspek kehidupan kita.

Paling tidak hal ini dapat kita ukur dari sejauhmana empat golongan masyarakat sebagai tiang penegak sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara, sebagaimana pernyataan Rasulullah saw. dalam sebuah haditsnya :

قوّة البلاد بأربعة : بعلم العلمآء وبعدل العمر آء وبشخاوة ا لأغنيآء وبدعـــآء الـفقـــــر آء

Artinya : ?Kekuatan suatu negara bergantung kepada empat golongan, yaitu dengan ilmunya, alim ulama, dan cerdik pandai. Dengan kebijaksanaan dan keadilan para penguasanya, dengan kemurahan hati orang-orang kaya, dan dengan do?a, dorongan dan respon dari kaum fakir miskin.?
Lebih jelasnya :

1. Alim Ulama, kaum cerdik pandai dengan ilmunya bertanggung jawab mencerdaskan rakyat agar mengerti dan sadar akan hak dan kewajibannya.
2. Kaum penguasa dengan kekuasaannya berkewajiban melindungi kepentingan rakyat banyak, mencanangkan undang-undang dan peraturan mengedepankan supremisi hukum dan meletakkannya berada di atas kekuasaan sehingga keadilan benar-benar terwujud.
3. Orang kaya dengan kekayaannya seharusnya bersedia menolong dluafa? kaum lemah, fakir miskin dan;
4. Kaum lemah atau rakyat banyak dengan do?anya, dorongannya dan responnya ikut serta membantu pemerintah dalam mensukseskan program dan cita-citanya menuju masyarakat yang makmur dalam keadilan dan adil dalam kejayaan.
5.
Dengan kata lain keempat golongan ini telah harus saling pengertian, mewarisi watak keberanian untuk rela mengorbankan kepentingan pribadi, kepentingan keluarga, kepentingan golongan dan seterusnya dan sebagainya …………. demi kepentingan yang lebih besar, yakni bahu membahu dan bekerja sama melaksanakan tugas-tugas Nasional menuju cita-cita menjadi bangsa yang besar, bangsa yang tangguh, aman sentausa, adil dan makmur penuh ampunan Allah swt. segera akan terwujud. Amin …… Amin …….. Amin …….. Yaa Robbal ?Alamin.

Dari sini pula dapatlah difahami bahwa; pengorbanan diminta bukan hanya perasaan dan sikap, tetapi juga jiwa dan raga demi kelangsungan Izzul Islam wa al-Muslimin yang Ya?lu wa laa Yu?la ?Alaihi dan kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara dengan segala tanggung jawabnya.
Pengorbanan sedemikian dari angkatan muda Islam sungguh diminta lebih banyak, karena merekalah sebagai pemegang estafet perjuangan, dan ditangan mereka segala urusan umat di masa mendatang sangat menentukan :
فى يد الشّبّان أمر ا لأمّة. وان تقدّمتم تقدّمت وان تأخرثمّ تأخّرت

Artinya : ?Di tangan pemudalah segala urusan umat di masa mendatang. Bila mereka maju, majulah umat, dan bila mereka mundur maka mundurl dan hancurlah umat?.

(Demikianlah statemen/pernyataan menumental Imamuna Al Syafi?i Ra )
ALLOHU AKBAR ……… 3X WALILLAHIL HAMD
HADIRIN SIDANG JUM?AH IDUL ADHA YANG BERBAHAGIA ………..
Bukan tanpa tujuan kita berkumpul pada hari ini, – di sini ? paling tidak ada tiga ajakan suci yang perlu kami sampaikan :

PERTAMA : Kita berkewajiban mencoba menguji kembali ketaqwaan dan ketaatan kita kepada Allah swt. untuk menanamkan kembali karakter jiwa pada kerelaan berkorban dalam arti yang seluas-luasnya.

KEDUA : Kita berkewajiban untuk mengontrol kembali nilai-nilai rohaniyah yang kita miliki, saat ini yang yaqin telah goyah karena cobaan kehidupan modern, sebagai efek samping dari kemajuan sains/ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang mempesonakan kita.

KETIGA : Marilah kita bangun kembali kebersamaan, persatuan dan kesatuan, membulatkan tekad bahwa pembangunan lahiriyah dan batiniyah sebenarnya saling kuat menguatkan dan tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya.

Ketiga ajakan mulia ini akan terasa sangat penting bagi kita sebagai bangsa yang tengah membangun kembali sendi-sendi kehidupan yang telah porak poranda, dalam rangka memenuhi kewajiban Ilahiyyah sebagaimana disebutkan dalam firman Allah Swt. :

هو أنشاء كـــم من ا لأرض واســتعمر كــــم فـيها

Artinya : ?Dia (Allah) telah menciptakan kalian semua (Manusia) dari bumi (Tanah) dan aku menjadikan kalian semua sebagai pemakmurannya.? (Qs. Hud : 61)

ALLAHU AKBAR ………3X WALILLAHIL HAMD…….

Idul Adha sebagai pelambang satu kesatuan umat, kesatuan yang merupakan syarat mutlaq bagi keberhasilan dan lancarnya setiap usaha bersama. Hari ini tercermin di lapangan padang Arafah, jutaan kaum Muslimin dari berbagai penjuru dunia, dari berbagai tingkat/strata sosial, dari berbagai negara yang berbeda sistem politiknya, peradabannya, adat istiadatnya, telah terkumpul menerima panggilan Allah. Lapangan Arofah merupakan daerah terbuka dan daerah damai, berhentilah di sana segala macam persengketaan, terbuka daerah itu bagi lawan dan kawan untuk melakukan ibadah yang sama, dalam satu bahasa, dalam satu etika dan tata cara, dengan satu tekad mereka pula menyerukan :

لــبيك اللّهــمّ لبيك . لبيك لا شــر يك لك لبّيك. انّ الـحمد والنّعمة لك والملك لا شــريك لك.

HADIRIN SIDANG IDUL ADHA RAHIMAKUMULLAH ……
Penyembelihan hayawan qurban sebagai salah satu bentuk realisasi dari mengikuti tuntunan/ sunnah Nabi Ibrahim as. menjadi syari?at islam yang abadi sampai akhir Zaman, dalam kesempatan ini pula, kiranya perlu kami sampaikan beberapa hal yang berkaitan dengan penyembelihan hayawan qurban :

Pertama : Hukum melaksanakan penyembelihan menurut pendapat yang di pilih adalah ?sunnah mu?akkadah?, kecuali bila dinadzari, maka menjadi wajib.

Kedua : Hayawan yang dapat dijadikan qurban adalah :
1. Badanah (onta) baik ?Irbiy maupun Bukhotiy (yang memiliki dua punu? : Jawa) .
2. Baqorun (sapi/lembu) termasuk di dalamnya adalah kerbau.
3. Kabsun (kambing) yaitu kambing, domba yang telah berumur 1 tahun, atau kambing jawa/kambing kacang yang telah berumur 18 bulan.

Ketiga : Tentang waktu penyembelihannya adalah setelah shalat Idul Adha hingga tenggelamnya matahari pada hari ketiga dari Ayyamul Al Tasyriek (tanggal 13 Dzulhijjah).

Keempat : Ketentuan penisbatan hak uduniyyah adalah seekor kambing untuk satu orang, dan seekor sapi, kerbau atau onta adalah untuk tujuh orang.

Kelima : Tatkala akan menyembelih qurban disunnahkan membaca basmalah dan takbir :

Bismillahir Rohmanir Rohiem, Allahu Akbar 3x Walillahil Hamd
Terakhir : Tentang etika pembagian daging hayawan qurban adalah sebagai berikut : Bagi orang yang mengorbankan hayawannya maka sebaiknya membagi tiga bagian pada daging udhiyyahnya, 1/3 untuk dimakan sendiri, 1/3 untuk dishadaqahkan kepada fakir miskin. Dan 1/3 nya lagi dihadiahkan kepada siapa saja.

Namun apabila udhiyyahnya wajibah sebab di nadzari maka semuanya harus dishadaqahkan kepada fakir miskin, kecuali bagi yang mengorbankannya di perkenankan mengambil beberapa kerat daging saja untuk sekedar ?tabarrukan? (ngalap berkah).

Dan dilarang menjual hayawan qurban baik berupa kulit, tulang maupun bulunya, kecuali bila telah diserah terimakan kepada yang berhak menerimanya, juga tidaklah diperkenankan mengambil kepalanya atau sebagian dagingnya untuk upah bagi penyembelihnya.

HADIRIN SIDANG IDUL ADHA YANG DIMULYAKAN ALLAH ……….

Sebagai akhir dari rangkaian khutbah kami, marilah kita sama-sama memanjatkan do?a mudah-mudahan apa yang menjadi amal ibadah kita bersama benar-benar diterima oleh Allah swt. Amien.

Disamping itu juga mudah-mudahan Allah memberikan kekuatan kepada saudara-saudara kita yang tengah melakukan ibadah haji, moga-moga mereka berpredikat sebagai

Dan mudah-mudahan pula Allah sebagai HAJJAN MABRUURON sehinga dapat menjadi suri tauladan buat hidup dan kehidupan kita bersama, Amin.

Dan mudah-mudahan pula Allah segera metaqdirkan kepada kita semua untuk segera mendapat giliran dipanggil oleh Nabiyullah Ibrahim as. untuk menyempurnakan rukun Islam kita yang kelima yaitu pergi ke Baitullah, Amien 3x Yaa Robbal Alamien ……..

أقول قولى هـذا فاســتغفر الله العظــــــيم لى ولكـــم فاستغفــروه ا نّه
هو الغــفو ر الرّحــــــــيم.







خطبه كدوا عيد الأضحى



اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ،



اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ،



اَللهُ أَكْبَرُ كِبِيرًا، وَالْحَمْدُ للهِ كَثِيرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكرَةً وَأَصِيْلاً، لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ إيَّاهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَ.



اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ جَعَلَ الأَضَاحِى مِنْ أَجْلِ الْقُرْبَانِ. وَضَاعَفَ لِعَامِلِهَا الحَسَنَاتِ. وَكَانَتْ سَبَبًا لِدُخُوْلِ أَهْلِهَا الْجَنَّاتِ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْـكَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ الَّذِيْنَ فَازُوْا بِالْجَنَّةِ.



أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، اِتَّقُوْا اللهَ حَيْثُ مَا كُنتُمْ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ.



اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ، وَللهِ الْحَمْدُ.



قوم مسلمين دان مسلمات يغ بربهاضيا،

سلفس دري منونيكن سمبهيغ سنة عيد الأضحى دان تيض هاري برايكوتث، كيت دتونتوت اونتوق ملاكوكن سمبليهن قربان.









فرمان الله سبحانه وتعالى :



أعوذ بالله من الشيطان الرجيم،





(سورة الكوثر : 2)



برمقصود: “مك ديريكنله سمبهيغ كران توهنمو دان سمبليهله ( قربان )”.



سسوغضوهث فد ستياف سوروهن دان لاراغن الله سوده تنتو اد حكمهث.



عَنْ عَائِشَةَ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلمَ قَالَ: مَا عَمِلَ آدَمِىٌّ مِنْ عَمَلٍ يَوْمَ النَّحْرِ أَحَبَّ إِلَى اللهِ مِنْ إِهْرَاقِ الدَّمِ إِنَّهَا لَتَأْتِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِقُرُوْنِهَا وَأَشْعَارِهَا وَأَظْلاَفِهَا وَأَنَّ الدَّمَ لَيَقَعُ مِنَ اللهِ بِمَكَانٍ قَبْلَ أَنْ يَقَعَ مِنَ الأَرْضِ فَطِيْبُوْا بِهَا نَفْسًا.

(رواه الترمذى)



يغ برمقصود : “درفد عائشة بهاوا رسول الله صلى الله عليه وسلم تله برسبدا، بهاوا تيدق اد عمالن انق ادم (مأنسي) دهاري نَحَرْ (هاري راي حاج) يغ فاليغ دسوكأي الله سلأين درفد مثمبيله قربان. ترنقكن يغ دقربان ايت اكن داتغ كفد مريك يغ ملاكوكنث فد هاري قيامة سفرتي كأدأن اصلث، يأيت لغكف دغن تندوقث، بولوث، كوكوث، داره قوربن ايت لبيه دهولو جاتوه كساتو تمفت يغ دسدياكن الله سبلوم دي جاتوه كبومي (يعني فهلاث دسضراكن الله). مك دغن سبب ايت هندقله كامو دغن ريلا دان إخلاص هاتي ملقسناكنث انتوق كأونتوغن ديري سنديري.”



عبادة قربان جوض اداله تندا كتقوأن كيت كفد الله. فرمان الله سبحانه وتعالى:



أعوذ بالله من الشيطان الرجيم،





(سورة الحج : 37)



يغ برمقصود : “داره يغ مغالير دري بيناتغ يغ دقربانكن جوض داضيغ يغ دفرأوليهي دري بيناتغ ترسبوت، سكالي-كالي تيدق سمفاي كفد الله. اكن تتافي يغ سمفاي كفد الله اداله كتقوأن دالم ديري كامو. بضيتوله الله فرمودهكن بيناتغ-بيناتغ ايت اونتوق كامو اضر كامو ممبسركن الله أتس اف يغ دي انوضرهكن كفد كامو دان بريله خبر ضمبيرا كفد اورغ يغ ملاكوكن كباءيقكن.”



اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ، وَللهِ الْحَمْدُ.



إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ فِى الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.



اَللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ. إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ وَقَاضِىَ الحَاجَاتِ.



اَللّهُمَّ أَنْزِلِ الرَّحْمَةَ وَالسَّكِينَةَ وَالسَّلاَمَةَ وَالْعَافِيَةَ عَلَى مَلِكِنَا توانكو اَلْوَاثِقْ بِالله السلطان ميزان زين العابدين ابن المرحوم سلطان محمود شاه اَلْمُكْتَفِيْ بِا الله سري فادوك بضيندا يغ دفرتوان اضوغ. اَللهُمَّ أَنْزِلِ الرَّحْمَةَ عَلَى السَّلاَطِيْنِ الْكِرَامِ وَجَمِيْعِ وُلاَةِ الْمُسْلِمِيْنَ الْعِظَامِ الَّذِيْنَ قَضَوْا بِالْحَقِّ وَبِهِ كَانُوْا يَعْدِلُوْنَ.



يا الله! فد هاري دان بولن يغ فنوه معنى اين كامي مموهون كفدمو اضر دبركاتي كمرديكأن نضارا كامي مليسيا يغ ترخينتا. ككلكنله كمعمورانث، كسلامتن دان كداماين بومي تومفه داره كامي اين، هينداريله نضارا كامي دري سضالا مالافتاك دان بنخان، كامي مموهون كفدمو يا الله سوفاي دبريكن فتونجوق اضر كامي سنتياس هيدوف دالم كأدأن برساتو فادو دان تيدق ممنتيغكن ديري سنديري، هينداريله كامي دري فراسأن بوروق سغكا، دغكي دان خيانة سسام سودارا كامي، سوبوركنله فراسأن محبه دان سماغت توليرنسي دغن فلباضاي رومفون بغسا دتانه أير كامي، بريكنله كامي كقواتن اضر دافت مغاول نفسو دري بركات سسواتو يغ باكل ممخهبلهكن كامي دان منيمبولكن كأدأن يغ تيدق سليسا دكالغن رعية مليسيا عامث دان اومة إسلام خاصث.



يا الله يا توهن كامي، بريكنله كامي كقواتن جهاد اونتوق راجين براوسها ممباغونكن اضام، بغسا دان نضارا، جاديكنله كامي اومة يغ خمرلغ دمات دنيا دغن كقواتن أخلاق، إيكونومي دان تيكنولوجي، اضر كامي دافت ممفركوكوهكن فمباغونن نضارا دان ممفرتاهنكن مرواه كمرديكأن يغ اغكو انوضرهكن كفد كامي.



أخيرث كفدمو يا الله كامي مموهون اضر دككلكن كمرديكأن نضارا اين. جاغنله داولغي لاضي سجاره فنجاجاهن يغ اكن ممنجاراكن سلوروه جيوا راض كامي دباوه تلونجوق فارا فنجاجه سفرتي يغ فرنه ددريتأي اوليه نينيق مويغ كامي ترداهولو. آمين، آمين يا رب العالمين.



رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.



رَبَّنَا اغْفِرْلَنَا وَلإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِالإِيْمَانِ وَلاَ تَجْعَلْ فِىْ قُلُوْبِنَا غِلاًّ لِلَّذِيْنَ آمَنُوْا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوْفُ الرَّحِيْمُ.



وَوَفِّقْنَا وَإِيَّاكُمْ لِكُلِّ فِعْلٍ حَمِيْدٍ، وَأَعَادَ عَلَيْنَا وَعَلَيْكُمْ مِنْ بَرَكَاتِ هَذَا اليَوْمِ السَّعِيْدِ، وَأَعِدْنَا وَإِيَّاكُمْ مِنْ هَوْلِ اليَوْمِ الوَعِيْدِ. وَأَدْخِلْنَا وَإِيَّاكُمُ الْجَنَّةَ مَعَ الفَائِزِيْنَ الَّذِيْنَ دَعْوَاهُمْ فِيْهَا سَلاَمٌ وَآخِرُ دَعْوَاهُمْ أَنِ الْحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ وَاللهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ.

khutbah idul fitri 2010, khutbah shalat idul fitri, kumpulan khutbah idul fitri, khutbah jumat bulan syawal, artikel khutbah idul fitri, ceramah sholat idul fitri, download khutbah idul fitri, contoh khutbah shalat idul fitri, khutbah idul fitri download, khutbah shalat ied, Khutbah idul fitri terbaik, khutbah idul fitri terbaru, khutbah idulfitri, teks khutbah hari raya idul fitri, pidato sholat idul adha, khotbah ied, Khotbah sholat, khutbah hari raya idul fitri tentang perbanyak mengingat mati, ceramah di bulan syawal, materi kotbah sholat idul fitri, khutbah idulfitrI, khutbah hari raya idul fitri, khutbah shalat idul fitri, khutbah iedul fitri, khutbah ied fitri, hikmah idul fitri

Komentar